Kampusgw.com

Menu

Mau Ke Mana Setelah Raih Sarjana?

Setiap orang secara naluriah mendambakan keberhasilan.  Apapun latar belakang pendidikan, strata sosial, jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongannya. Tentu, keberhasilan yang diinginkannya sejalan dengan mimpi, tujuan hidup, dan segala keputusan yang diambilnya. Hal itu juga berlaku kepada seorang mahasiswa.

Indikator keberhasilan seorang mahasiswa itu relatif. Namun, ada beberapa tolok ukur yang dapat menjadi acuan. Mulai dari Indeks Prestasi (IP), banyaknya kemenangan yang diperoleh dari kompetisi, tambahan uang saku yang diperoleh dari kerja paruh waktu atau bisnis sendiri, keterlibatannya dalam kegiatan kesukarelaan atau sosial, seberapa tinggi kecerdasan emosionalnya, segudang aktivitas organisasi atau komunitasnya, seberapa luas jejaring yang dibangunnya, hingga seberapa baik keterampilan hidupnya.

Salah satu permasalahan yang kerap dihadapi oleh mahasiswa ialah belum mengetahui apa yang akan dilakukannya setelah raih sarjana.  Akibatnya, mahasiswa dihantui oleh kegalauan yang tak berkesudahan. Rata-rata mereka bingung, ragu, cemas, hingga takut mengambil keputusan yang dianggap krusial tersebut. Menyadari hal itu, ada mahasiswa yang berpikir positif sehingga memanfaatkan setiap detik di bangku perkuliahan dengan beragam kegiatan produktif. Sebaliknya, ada juga yang sengaja berlama-lama memperpanjang masa studinya agar kegalauan setelah-raih-sarjana tertunda.

Berikut adalah beberapa keputusan yang perlu dipertimbangkan setelah raih sarjana:

Mengikuti Program Magang

Setiap kampus pada umumnya mewajibkan program magang dalam kurikulumnya. Sehingga, sebelum lulus S1 seorang mahasiswa telah memiliki pengalaman magang. Namun, ada banyak kampus yang ternyata tidak memiliki program tersebut. Fresh graduates  tidak ada salahnya untuk mengikuti program magang jika belum yakin akan apa yang akan dilakukannya setelah wisuda. Selain menambah relasi, pengalaman magang dapat menjadi “jembatan” yang tidak dapat dianggap remeh untuk mewujudkan karir idaman. Karena si anak magang dapat “belajar bekerja” dari para professional. Ia juga dapat mengaplikasikan teori yang pernah didapatkan di bangku kuliah di “dunia nyata”.

Langsung Kerja

Fresh graduates yang telah memiliki “bekal” pengalaman memadai di bangku kuliah biasanya langsung memutuskan untuk bekerja. Pilihan ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Karena lapangan pekerjaan yang tersedia ternyata tidak sebanding dengan jumlah sarjana yang diluluskan oleh perguruan tinggi. Akibatnya, ribuan sarjana baru biasanya membutuhkan 1-12 bulan untuk mendapatkan kerja yang diinginkan. Jenjang karir, nama baik institusi, lokasi kantor, gaji, tunjangan, minat, pengembangan diri dan passion adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan ketika memilih pekerjaan. Apapun bidangnya.

Melanjutkan S2

Bagi sarjana baru yang ingin menekuni di dunia akademik, ada baiknya untuk langsung melanjutkan S2. Kebanyakan mereka mengambil jurusan yang linear atau sama dengan S1. Namun, jika sarjana baru tidak ingin menjadi dosen, ia dapat mengambil program studi yang relevan dengan bidang pekerjaan di masa depan. Banyaknya program beasiswa di dalam maupun luar negeri semakin meningkatkan minat sarjana baru untuk mengambil pilihan ini.

Menikah

Sarjana baru biasanya berumur antara 21-25. Oleh karena itu, bagi yang telah memiliki “calon pendamping hidup”, ada baiknya untuk memutuskan menikah. Selain untuk menghindari zina, orang yang telah menikah disebut-sebut meningkat motivasi kerjanya dibandingkan dengan yang belum. Tentu, opsi ini hanya berlaku bagi yang memiliki kesiapan mental, spiritual, dan finansial.

Bergabung dalam Program Kesukarelawanan

Sebagaimana program magang, terlibat dalam program kegiatan kesukarelawanan adalah pilihan yang bijak. Sarjana baru dapat mengambil peran sesuai keahlian, minat atau latar belakang pendidikannya. Program kesukarelawanan dapat menjadi portofolio yang menarik sebelum memasuki dunia kerja. Selain itu, sarjana baru yang mengambil opsi ini dapat bersosialisasi dengan para profesional dari berbagai bidang. Sehingga, dapat menjadi modal berharga untuk mendaki karir di masa depan.

Berwirausaha

Mengingat tingkat pengangguran yang amat tinggi di Indonesia, kewirausahaan dalam satu dekade terakhir sangat digalakkan. Bagi sarjana yang memiliki minat berbisnis, tentunya langsung dapat memulai usaha. Berwirausaha tidak harus dengan modal yang melimpah, namun yang terpenting ialah berani mengambil resiko, melihat peluang, tahan banting, dan jujur. Dengan berwirausaha, sarjana baru dapat membantu memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

 Menikmati Libur Panjang

Bagi sarjana baru yang benar-benar masih bingung, ragu, atau gelisah dengan tujuan hidupnya dapat “meliburkan diri” atau berhenti sejenak untuk menikmati libur panjang. Liburan dapat dihabiskan bersama keluarga di rumah. Bisa pula dihabiskan dengan jalan-jalan ke gunung, pantai, luar kota, luar pulau, atau luar negeri. Intinya, liburan dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Hal ini sungguh beralasan karena biasanya mahasiswa terlalu sibuk dengan perkuliahan sehingga “tidak sempat” berpikir dengan secara jernih. Manfaatkan liburan panjang untuk kontemplasi guna mengambil keputusan.

Nah, hal-hal di atas patut dipertimbangkan setelah raih sarjana. Bagaimana dengan kamu?

Categories:   Fresh Graduates

Comments

error: Content is protected !!