Dunia kampus adalah dunia surga katanya. Ungkapan tersebut tidaklah bombastis mengingat pada masa ini mahasiswa memiliki kebebasan sepenuhnya untuk mengeksplorasi diri. Jika pada jenjang sebelumnya seseorang masih “didikte” untuk melakukan sesuatu, di perguruan tinggi mahasiswa diberi kesempatan untuk mandiri seutuhnya. Tidak ada kekangan untuk mengemukakan pendapat. Tidak ada larangan untuk mengikuti organisasi, komunitas dan forum apapun. Tentu saja, tidak ada kewajiban untuk memakai pakaian formal yang seragam. Kebebasan itulah yang membuat mahasiswa betah berlama-lama menikmati masa ini.

Bak koin bermata dua, masa perkuliahan dapat menjadi bumerang sekaligus peluang bagi mahasiswa dari latar belakang apa saja. Dikatakan bumerang karena jika mahasiswa lengah, semborono ataupun ‘keluar dari rel’ yang telah ditetapkan mereka dapat menjadi hancur tidak mendapatkan ilmu dan pengalaman. Mereka hanya menghabiskan waktu, uang, tenaga dan pikiran tanpa diikuti pengembangan diri, pematangan kedewasaan, peningkatn keterampilan, ketajaman nurani, kepekaan sosial, dan pengayaan intelektualtias. Sebaliknya bagi mahasiswa yang tahu diri, mereka dapat memanfaatkan waktu singkat tersebut sebaik-baiknya sebagai modal sekaligus bekal di ‘dunia nyata’ kelak.

Selain dituntut memberikan yang terbaik dalam nilai akademik yang terejawantahkan dengan nilai Indeks Prestasi (IP), mahasiswa yang ‘tahu diri’ biasanya juga aktif berorganisasi, berdiskusi, terlibat dalam kegiatan sosial maupun mengikuti perlombaan-perlombaan yang dapat mengasah kemampuannya. Namun itu saja tidaklah cukup untuk mempersiapkan diri memasuki dunia pasca-kampus. Di tengah sengitnya persaingan mendapatkan kerja dan menciptakan lapangan kerja, mahasiswa yang ‘tahu diri’ dianjurkan untuk menempuh program Praktek Kerja Lapangan (PKL). Beberapa perguruan tinggi bahkan mewajibkan PKL sebagai salah satu syarat kelulusan.

PKL adalah suatu program yang memungkinkan mahasiswa “belajar” bekerja di suatu institusi. PKL juga dapat diartikan sebagai salah satu wujud implementasi yang sistematis dan sinkron antara dunia pendidikan dengan program penguasaan keahlian yang didapatkan melalui praktek kerja langsung di suatu institusi guna mencapai tingkat keahlian tertentu. Kesempatan ini dimaksudkan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di kelas ke dalam praktek kerja sesungguhnya. Idealnya, institusi sudi membimbing mahasiswa yang mengambil PKL dengan adanya pengawasan maupun evaluasi. Dengan mengikuti PKL, mahasiswa diiharapkan mampu mengamati, mengkaji dan menganalisis teori dan realita yang ada di lapangan. Sehingga, mereka dapat meningkatkan kemampuan manajerial, menganalisis dan memecahkan masalah kelak di dunia kerja sesungguhnya setelah wisuda.

Selain menguntungkan mahasiswa, PKL juga menguntungkan perguruan tinggi dan institusi. Bagi perguruan tinggi, tentu saja program ini dapat meningkatkan hubungan dengan dunia kerja dan mengukur kualitas ‘calon’ lulusannya. Adapun bagi institusi, PKL dapat meningkatkan citra institusinya di mata publik. Selain itu, ia juga berpeluang mendapatkan masukan konstruktif dari para mahasiswa yang mengambil PKL dan para akhirnya dapat menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki sistem maupun segi lainnya. Apakah kamu tertarik mengambil PKL? Siapkan dirimu melalui program ini sebelum terjun di dunia kerja yang sesungguhnya.