Kampusgw.com

Menu

Bermodal Kemauan Kuat

Nama saya Harison Fajahri. Lahir dan besar di Kota Jember Jawa Timur dari keluarga sederhana. Orang tua saya bisa dikatakan masuk dalam kategori ekonomi menengah ke bawah karena untuk mencukupi makan sehari-hari saja sudah susah. Sejak belajar di Taman Kanak-Kanak (TK), saya selalu masuk dalam peringkat ’10 Besar’ dan aktif di beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, drum band, serta masuk ‘5 Besar’ dalam pencapaian nilai Ujian Nasional. Karena belajar di lembaga Islam, saya mendapatkan pengetahuan lebih dalam keagamaan dan bahasa Arab.

Karena terdorong oleh ajakan teman sebaya, saya masuk  sebuah pondok pesantren untuk jenjang SMP di Kabupaten Bondowoso tepatnya. Di pesantren ini kemampuan bahasa Arabku semakin terasah. Saya pun mendapatkan amanah menjadi ketua OSIS, editor majalah dan aktif di berbagai organisasi sekolah.

Perceraian Orang Tua

Perjalanan hidup saya berubah total ketika ayah dan ibuku memutuskan bercerai. Saya dan tiga adik mengikuti ibu dengan mengontrak rumah sangat sederhana karena diusir oleh ayah.

Perceraian orang tua membuat belajarku hancur. Karena harus mengikuti ibu, saya pun memutuskan keluar dari pesantren ketika masih duduk di kelas 2 SMP. Karena berlatar belakang pesantren, saya diharuskan mengulangi belajar di kelas 2 lagi di SMP yang baru. Waktu itu saya sempat terkejut dan sedikit kecewa. Namun berkat dorongan untuk berpikir positif dari ibu saya pun menjalani proses itu.

Untuk melompat jauh kamu harus mundur dulu, angggap saja itu sebagai masa kemunduranmu.(pesan Ibu)

Di SMP yang baru saya harus menghadapi keadaan yang tidak mudah. Pada umumnya, teman-teman SMP itu bandel, peminum dan perokok, tidak ada motif berprestasi. Berkat ilmu di pesantren tentang konsep ‘memahami diri sendiri’, saya pun bangkit dan hanya selang 2 bulan langsung menjadi ketua OSIS. Selama menjabat, saya membuat struktur organisasi yang baru, benar-benar menerapkan kemandirian, kepemimpinan dan melatih kedewasaan.  Prinsip saya waktu itu  “memimpin itu tak menyeret tapi merangkul, tak harus di depan tapi juga di samping berbarengan.”

Karena belajar dengan sungguh-sungguh, impian saya belajar di sekolah negeri terkabul dengan lolos di SMAN 4 Jember. Karena sejak di pesantren saya punya moto  ‘belajar itu tak hanya di kelas, tapi dimana saja’, saya pun semakin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya di luar kelas selama di SMA ini. Saya pun dipercaya menjadi ketua PMR dan membuat sejarah yang tak terlupakan dengan membuat logo baru untuk SMA yang masih dipakai sampai sekarang. Di PMR, saya membuat program yang belum pernah dibuat oleh masa sebelumnya.

Dimanapun kamu berada, ingatlah bahwa 10 tahun lagi mereka akan mengingatmu.

Mendapatkan Beasiswa Penuh S1

Karena memiliki 3 orang adik, saya pun bertekad untuk tidak membebani ibu, orangtua tunggal harapan kami.  Karena mendapatkan informasi tentang beasiswa penuh, Paramadina Fellowship (PF), saya pun sama sekali tak mendaftar SPMB maupun PMDK setelah lulus SMA. Dalam sesi wawancara yang merupakan salah satu tahap penilaian PF, saya belajar bahwa “di atas langit masih ada langit”. Ketika itu saya sempat tidak percaya diri (down), namun karena kemauan yang kuat saya pun  menunjukkan kelebihan dan kekuatan kepada tim penilai habis-habisan.

“Berkat doa Ibu, saya pun dinyatakan lolos PF menjadi penerima beasiswa Universitas Paramadina jurusan Psikologi. Kenyataan tersebut sangat saya syukuri mengingat banyak anak yang hancur akibat perceraian orang tuanya.”

Selama kuliah di Jakarta, saya tidak hanya cemerlang di ranah akademik tapi juga berkilau di ranah non-akademik. Ketika dosen mengajar di kelas, saya sungguh-sungguh mendengarkan dan langsung bertanya ketika tidak paham sehingga tidak harus belajar lagi ketika di rumah. Waktu di luar kelas saya manfaatkan untuk belajar berorganisasi.  Di antaranya dengan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Psikologi dan ikut mendirikan unit kegiatan mahasiswa baru pencinta alam bernama Khatulistiwa.

“Saya punya mimpi untuk mendirikan perusahaan bernama Good Morning di suatu hari nanti. Dan setelah lulus saya pun harus melewati kegagalan berkali-kali hingga mendapatkan pekerjaan impian. Saya menyadari bahwa ada hikmah di setiap jengkal perjalanan hidup ini.”

Pesan Untuk Semua

Sejak kecil saya memang sudah berprinsip untuk belajar dari mana saja, di manapun, dan dengan siapapun. Selama proses mencari kerja misalnya, saya penah mendapatkan ‘petuah’ dari seorang Office Boy (OB) yang berpesan bahwa “hidup ini mudah, tinggal menjalani, menikmati dan mensyukirnya”. Dan yang tak pernah terlupakan ketika saya membeli minuman ringan, di dalam bungkusnya tertulis ”coba lagi”. Dari sini saya semakin sadar bahwa kita harus berjuang dan terus mencoba untuk mengejar mimpi-mimpi.

Saran saya untuk teman-teman Kampusgw yang ingin kuliah:

Kamu harus memiliki visi mengapa ingin kuliah. Walaupun seandainya tiada biaya, kamu masih bisa mewujudkan mimpi kuliah karena orang yang memiliki kemauan tidak ada batasan. Yang harus kamu tekankan adalah kemauan karena banyak orang gagal yang tidak tahu jika hanya selangkah lagi ia akan berhasil. Percayalah, orang yang berusaha itu pasti ada ujung hasilnya.

Categories:   Jurusan

Comments

  • Posted: Jan 11, 2013 22:05

    SAYA INGIN KULIAH

    Uang itu bukan segalanya. Tetapi kemauan yang besar membuat saya ingin kuliah di bidang studi DKV. Sekarang, saya hanya seorang siswa kelas XII di SMKN 11 Semarang, teknik kejuruan persiapan grafika. Di teknik kejuruan persiapan grafika saya diajarkan tentang: 1. Desain Grafis/Desain Manual 2. Setting halaman/layout 3. Foto reproduksi 4. Montase 5. Plate making Dan saya berniat untuk menjadi salah satu calon penerima beasiswa untuk bidang studi DKV (Desain Komunikasi Visual).
  • Posted: Jan 14, 2013 07:54

    Agung Setiyo Wibowo

    Selamat berjuang kawan. Banyak program beasiswa yang masih buka kok. Silakan bebas bertanya ke Kampusgw.

error: Content is protected !!