Kampusgw.com

Menu

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Tidak Harus Jadi Pendidik?

Semua orang tahu bahwa kualitas pendidikan adalah salah satu pilar yang menentukan masa depan Indonesia. Pentingnya pendidikan bagi Indonesia sendiri ditunjukkan dengan besaran anggaran yang begitu fantastis dibandingkan sektor lain. Berbagai strategi pun telah, sedang dan akan terus dirancang pemerintah untuk meningkatkan kualitasnya. Sayangnya, pendidikan di tanah air terkesan “jalan di tempat” jika tidak mau dikatakan mundur. Tanya kenapa?

Salah satu fakta yang terdengar miris adalah masih rendahnya kualitas pendidik dan kurang meratanya kualitas pendidikan di Indonesia bagian Barat dengan bagian Timur (Jawa Vs Luar Jawa). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah fakultas yang memiliki andil besar untuk menjawab tantandan di atas. Ini tidaklah berlebihan karena di sinilah para pendidik dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) – bahkan dalam program tertentu sampai perguruan tinggi – dicetak.

Memang, fakultas ini dapat dikatakan yang paling populer di seluruh penjuru negeri karena mampu menjangkau wilayah terpencil. Mulai dari sekolah tinggi, institut hingga universitas. Namun belakangan ini, tren menunjukkan bahwa lulusan SMA/SMK lebih cenderung memilih program studi lain di perkuliahan dengan beberapa alasan. Salah satu alasan yang sering terdengar adalah keengganan mereka untuk menjadi pendidik. Apalagi jika ditempatkan di daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuk modernitas perkotaan.

Barangkali banyak anak muda dewasa ini kurang menyadari betapa mulianya profesi pendidik. Mendidik tidak hanya mendorong untuk belajar dan memperbaiki diri sendiri seumur hidup, tapi juga memberikan kesempatan tiada batas untuk menginspirasi dan memotivasi anak-anak didik yang secara usia dan pengalamannya masih di “bawah.”

Benarkah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) hanya mampu mencetak pendidik? Ini sebenarnya anggapan yang salah. Semua fakultas atau program studi di luar itu juga bisa menjadi pendidik, kok! Toh, tidak ada pihak yang mewajibkan alumni FKIP menjadi pendidik di kemudian hari. Memang, idealnya sarjana pendidikan diarahkan untuk menjadi pendidik. Akan tetapi, semua kembali kepada individunya.

Kenyataan yang sering terjadi di lapangan adalah banyaknya mahasiswa yang belum memiliki motivasi kuat mengambil jurusan atau program studi tertentu selama di perguruan tinggi. Jika ditelusuri lebih dalam, mereka belum mengetahui beberapa hal substansial: pengenalan diri sendiri, tujuan dan cita-cita dalam mengarungi samudera kehidupan. Alhasil, memilih program studi atau jurusan tertentu banyak yang dipengaruhi oleh faktor orang tua, teman, tren dan hal-hal pragmatis lainnya.

Selain menjadi pendidik, sarjana pendidikan berpeluang menjadi konsultan pendidikan, pekerja sosial, pebisnis dan berbagai profesi lainnya. Ini tentu saja disesuaikan dengan minat, bakat, hobi dan motivasi mahasiswa itu sendiri. Kenyataan di lapangan adalah bahwa banyak orang memilih profesi tertentu yang tidak sesuai dengan latar pendidikannya. Tidak sedikit yang menekuni pekerjaan dari hobi, minat dan bakatnya. Apakah itu semua salah? Sama sekali tidak. Dunia itu luas dan Tuhan YME membuka jutaan pintu bagi anak manusia untuk mencari rizki. Jadi, masih tertarikkah Anda belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan?

Categories:   Jurusan

Comments

error: Content is protected !!