Kampusgw.com

Menu

Pendidikan Terfokus

Seorang pemuda berpakaian kemeja putih, celana bahan hitam, terduduk manis di atas rumput sambil memerhatikan temannya yang membicarakan masalah-masalah yang tengah dihadapi Indonesia. Tondi, nama sapaannya. Mahasiswa salah satu fakultas di Universitas Gajah Mada ini, terus menahan segala argumentasinya seputar hal yang sama. Menunggu temannya selesai memaparkan masalah perekonomian Indonesia yang berdampak pada kesejahteraan Indonesia.

“Kita ini negara agraris, tapi beras masih saja impor?! Tau kenapa? karena para petani kita tidak diberikan akses mudah untuk mendapatkan pinjaman permodalan” kata teman wanita yang duduk dihadapannya.

“Ia, masalah lainnya adalah tingkat ketidakseimbangan yang tinggi membuat yang kaya kian menjadi kaya dan yang miskin kian menjadi miskin” tembal yang lainnya.

Tondi memang sedang berada dalam sebuah diskusi yang bertemakan “Kriteria Pemimpin Indonesia Dalam Menghadapi Keberagaman Indonesia”. Dan sekelilingnya adalah para pemuda yang mempunyai satu misi, yakni menjadikan Indonesia lebih baik. Bahasa Inggrisnya “For a better future”.

“Pendidikan” kata Tondi singkat. Seluruh perhatian langsung terfokus padanya “Masyarakat miskin, tidak bisa mencari pekerjaan, tidak bisa bersaing dengan dunia global, itu karena pendidikan yang minim. Pendidikan terfokus, seharusnya lebih ditekankan oleh Pemerintah. Dan jiwa kemandirian pun seharusnya tertanam pada diri masyarakatnya masing-masing” katanya tegas.

***

Permasalahan yang kini dihadapi Indonesia, “bisa jadi” memang disebabkan oleh salah satu faktor dari sekian banyak faktor lainnya adalah; masyarakat yang masih minim tingkat pendidikannya.

Baiklah, mungkin Pemerintah memang bertanggungjawab atas pendidikan layak untuk masyarakatnya. Hanya saja, mau sampai kapan “dicekoki” oleh Pemerintah terus? Menunggu Bantuan Langsung Tunai datang setiap bulannya saja sudahkah cukup untuk mencapai kesejahteraan?  Atau memilih untuk menengadahkan tangan berharap kebaikan dari pemerintah atau tetangga depan rumah?

Program WAJAR – Wajib Belajar, yang digalang Pemerintah rasanya sudah cukup untuk menjadikan kita mau belajar hingga kelas sembilan, atau kelas tiga bangku Sekolah Menengah Pertama, atau yang akrab disapa SMP. Sebagai warga negara yang memiliki tujuan yang juga sama dengan tujuan Pemerintah, yakni mencapai kesejahteraan masyarakat, alangkah lebih baik jika kita berinisiatif sendiri. Mencari kebutuhan diri untuk memenuhi hasrat pendidikan guna mencapai penghidupan yang layak.

“Kurang informasi nih” rasanya bukan jadi kendala jika kurang informasi dijadikan alasan untuk tetap berdiri atau jalan di tempat. Internet sudah ada bung, tinggal kita nya saja yang merajinkan diri untuk mencari-cari informasi melalui internet.

Gampang sekali caranya;

  1. Hanya tinggal buka web browser dan klik di kotak paling atas “www.google.com” dan tulis di kotak search nya “informasi beasiswa” dari sanalah kita bisa mencari sendiri, kriteria beasiswa seperti apa yang kita inginkan, di luar negeri kah? Atau dalam negeri kah? Dan lalu, tinggal kita perhatikan baik-baik syarat dan ketentuan untuk dapat memenuhi kriteria yang diminta.
  2. Atau buka link Pusat Info Beasiswa yang nantinya kita bisa berlangganan informasi seputar beasiswa yang dikirim ke email yang telah kita cantumkan.
  3. Atau link lainnya, seperti Rumah Beasiswa.

Banyak kan info seputar beasiswa? Jadi, mau rumah dimana juga, mau tinggal dimana juga, masih ada kesempatan besar untuk dapat bersekolah di luar negeri, masih banyak peluang untuk bersekolah secara gratis di Indonesia, kesempatan untuk menjadikan hidup lebih layak pun tidak dapat diragukan lagi. Orang tua kita tidak punya uang untuk biaya kuliah? Lalu kita mau menyerah begitu saja? NO WAY! TIDAK! TERIMAKASIH! Kalau saya, karena lahir di Generasi Z, maka saya akan terus mencari kesempatan untuk tetap bersekolah. “Beasiswa penuh, rasanya akan saya dapatkan, dimanapun” itu yang harus selalu kita tanamkan. Tuhan pasti akan memberikan apa yang kita usahakan.

Di zaman yang kian modern ini, dimana biaya hidup kian mahal, dimana biaya sekolah pun semakin tinggi, tidak boleh membuat saya (kita semua) berdiri atau lari di tempat. Maju ke depan, dan dilarang mundur. “And The better future will be yours” (Dan Masa depan yang lebih baik akan menjadi milikmu).

Categories:   Ragam

Comments

error: Content is protected !!