Kampusgw.com

Menu

Teruslah Bermimpi!

Pernahkan teman-teman bermimpi? Sepertinya semua orang pernah bermimpi yang positif atau baik-baik. Satu atau beberapa mimpi yang hendak diperjuangkan guna memenuhi cita-citanya. Apakah mimpi saja cukup untuk meraih tujuan kita? Kampusgw kali ini mendapatkan kesempatan eksklusif dari salah satu alumni S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Ignasius Ryan Hasim. Pengalamannya yang luar biasa dari sekolah hingga kuliah, ia ceritakan dengan rinci dalam wawancara di bawah ini.

 

Dimana dan kapan Anda dilahirkan?

Saya dilahirkan di Jakarta, 8 Maret 1991.

Ceritakan Pengalaman Anda di Sekolah!

Ini pertanyaan yang menohok bagi saya. Kenapa menohok? Karena saya pikir saya tidak punya prestasi apa-apa selama 12 tahun ini. Boleh percaya boleh tidak. Ya, beberapa kali saya mendapatkan peringkat I di kelas. Sisanya dilewatkan dengan seadanya saja. Saya tidak pernah ikut organisasi apapun selama 12 tahun duduk di bangku sekolah ini. Di saat teman-teman lain banyak yang ikut les sana-sini, saya hanya berpikir sederhana, “Ah, masih kecil ini, banyakin main-main dulu deh. Ngapain sih ikut banyak les atau organisasi?” Menyesal? Saya dengan lantang dapat mengatakan, “YA.” Itu salah satu penyesalan yang masih ada hingga saat ini. Namun, saya sadar ketika saya bisa merasakan penyesalan itu, berarti saya tahu mana yang benar, dan mana yang salah.

Di antara sekian banyak organisasi yang Anda ikuti, mana yang paling berkesan?

Dari beberapa organisasi yang saya ikuti di bangku kuliah, yang paling berkesan adalah ketika saya tergabung dalam organisasi KUKSA FEUI (Keluarga Umat Katolik Sivitas Akademika Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) – organisasi pertama yang saya rasakan.

Karena masa kecil sampai remaja saya dihabiskan di Lampung, saya mulai belajar hidup mandiri dengan merantau di kota orang sejak diterima menjadi mahasiswa Universitas Indonesia. Walaupun jauh dari sanak saudara, saya menemukan ‘keluarga baru’ di KUKSA FEUI. Kami memang belum pernah bertemu sebelumnya. Namun, ada sesuatu yang berbeda. Selain bertemu dengan orang-orang yang baik dan ramah, saya juga belajar banyak hal. Saya belajar bagaimana kita harus punya mental memberi, bukan meminta. Saya belajar bagaimana kita “melayani” orang lain, bukan selalu minta “dilayani.” Pada akhirnya, di sini saya belajar dan menemukan bagaimana seharusnya menjadi pemimpin yang baik.

Dari sekian banyak prestasi yang Anda raih, mana yang paling mempengaruhi rekam jejak selama ini? Mengapa?

Saya sadar benar bahwa saya belum berprestasi banyak. Saya pikir salah satunya adalah ketika saya terpilih sebagai salah satu Young Leaders for Indonesia oleh McKinsey Jakarta. Di sini saya bertemu dengan banyak orang berprestasi di seluruh Indonesia. Saya belajar dari kerendahan hati mereka, bagaimana mereka yang jujur saja punya prestasi segudang dan sangat banyak dibandingkan saya, bisa berbagi kelebihan dan pengalaman masing-masing. Di sini, kami 60 orang dari seluruh Indonesia, berbagi cerita dan punya visi yang sama, membantu Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Apa yang saya dapatkan selama 6-7 bulan bekerja sama dengan mereka membuat saya sadar bahwa saya (dan kami tentunya) punya sebuah negara yang patut dibanggakan dan selayaknya terus dibanggakan untuk ditunjukkan kepada seluruh dunia. Apa yang saya lakukan sekarang dan akan terus saya lakukan di masa depan, semua akan kembali pada bagaimana bisa membantu negeri kita yang tercinta ini, Indonesia.

Bagaimana cara mengatur waktu antara kuliah dan kerja paruh waktu/magang/ organisasi?

Saya pikir cara mengatur waktu yang paling tepat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Ada dua hal yang bisa kita perhatikan.

  • Pertama, menentukan prioritas. Saya pikir, kita harus tahu dengan baik mana kegiatan atau aktivitas kita yang punya prioritas terdepan. Prioritas atas semua kegiatan yang kita lakukan akan membantu kita dalam membagi waktu dengan baik sesuai porsinya masing-masing. Jadi, ketika ada kegiatan yang tiba-tiba harus dilakukan pada saat yang sama atau jika kita harus meninggalkan satu kegiatan karena hal lain, kita tahu bagaimana dapat membagi waktu dengan baik.
  • Kedua, komitmen. Melakukan aktivitas yang banyak, misal kuliah dan aktif di organisasi, membutuhkan komitmen yang jelas dari awal. Kita harus mengukur seberapa besar komitmen kita untuk setiap kegiatan yang kita jalani. Komitmen untuk setiap kegiatan yang dijalani penting artinya sehingga alokasi waktu juga dapat dimaksimalkan dengan baik.

Apa prinsip Anda hidup?

“Future starts now, not tomorrow.” (John Paul II). Ingatlah jika masa depan bukan soal apa yang akan terjadi esok hari, namun tentang apa yang telah kita lakukan hari ini.

Seberapa penting pengalaman organisasi membentuk karakter Anda?

Saya pikir, menjadi ketua umum KUKSA FEUI membentuk karakter saya yang sekarang. Saya sungguh belajar banyak hal. Masa kepemimpinan 1 tahun membuat saya dapat melihat dengan lebih luas dinamika organisasi dan teman-teman saya. Saya juga tahu pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memimpin dengan memberikan contoh. Saya tahu rasanya mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri, mengutamakan memberi dibandingkan mendapatkan, dan mengutamakan melayani dibandingkan dilayani.

Siapa tokoh panutan Anda?

Ada dua tokoh. Pertama adalah tokoh Ikal dalam novel Laskar Pelangi. Dari tokoh ini, saya belajar bahwa mimpi bukanlah sebuah barang mewah, bukan sebuah eksklusivitas, dan bukan bunga tidur belaka. Saya percaya bahwa semua orang punya mimpi besarnya masing-masing. Nah, di tangan kita sendirilah, terletak masa depan dari mimpi itu, apakah hanya akan menjadi imajinasi semata atau bisa diejawantahkan menjadi sebuah realita yang indah.

Kedua, David Beckham. Orang satu ini mengajarkan kepada saya bagaimana bisa bangkit dari kegagalan untuk selanjutnya bisa mencapai kesuksesan. Beckham mendapatkan ‘kartu merah’ dan jadi musuh nomor satu negaranya ketika Inggris dikalahkan Argentina di Piala Dunia 1998. Dia tidak terpuruk, tapi akhirnya bisa bangkit, dan membuktikan ketangguhan mentalnya dengan menjadi kapten Inggris di Piala Dunia 2002, kembali bertemu Argentina, mencetak satu gol, dan mengirim Argentina pulang ke negaranya.

Bagaimana dengan pengalaman kerja di masa kuliah?

Saya pernah mendapatkan pengalaman magang, tepatnya sedang menjalani magang. Saya pikir, keputusan untuk magang di salah satu perusahaan multinasional di Indonesia ini memberikan saya banyak pelajaran. Intinya adalah dunia kerja akan selalu menuntut lebih dari apa yang kita punya. Apakah ini hal negatif? Tergantung bagaimana kita melihatnya. Saya melihat ini adalah sebuah kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Pengalaman magang ini dapat membantu kita untuk mengukur seberapa siap kita untuk lulus dari bangku pendidikan dan mencoba masuk ke dunia kerja.

Ceritakan pengalaman Anda mendapatkan beasiswa!

Saya pernah mendapatkan beasiswa Merit Award Scholarship dari ASEAN Foundation untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Singapura dengan hanya dipungut biaya sebesar warga lokal.

Tidak ada tips dan trik khusus untuk mendapatkan beasiswa.  Satu pesan saya hanyalah berusaha sekuat tenaga dan pantang menyerah.

Sebagai tambahan, saya tidak pernah mendaftar beasiswa di Indonesia. Ada dua alasan yang mendasari keputusan ini.

  1. Pertama, saya pikir kebijakan pemberian beasiswa di Indonesia masih belum adil. Mengapa demikian? Saya merasa beasiswa di Indonesia hanya diperuntukkan untuk kalangan yang memang secara ekonomi adalah kalangan yang tidak mampu. Sedikit sekali beasiswa yang diberikan untuk siswa yang berprestasi, baik dari level tingkat juara olimpiade internasional atau dalam skala yang lebih kecil seperti IPK dan kemampuan berorganisasi. Padahal, yang membutuhkan beasiswa bukan hanya kalangan yang tidak mampu, tapi biaya pendidikan yang mahal juga memaksa orang-orang yang disebut golongan menengah pada akhirnya juga berharap mendapatkan bantuan pendidikan tersebut.
  2. Kedua, terkait dengan kebijakan yang menurut saya kurang adil tersebut, saya pikir masih banyak orang yang jauh membutuhkan beasiswa dibandingkan saya. Saya bukan merasa “sok-sokan mampu” atau semacamnya, tapi memang saya merasakan hal tersebut. Kalau memang kebijakannya begitu, berarti masih banyak teman-teman saya yang akan jauh lebih membutuhkan bantuan tersebut. Kalau anda tanya saya, apakah saya ingin mendapatkan beasiswa, jujur saya akan menjawab, “Mau”. Sayangnya, setelah penerapan kebijakan yang kurang tepat, pengawasan akan dijalankannya kebijakan tersebut juga belum maksimal, sehingga sering salah sasaran.

Apa arti kesuksesan menurut Anda?

Sukses bukan sebuah kemenangan dalam perlombaan atau siapa yang paling cepat mencapai garis akhir. Sukses sangatlah relatif. Kesuksesan satu orang mungkin bisa dianggap kegagalan bagi yang lain. Menurut saya, kesuksesan adalah perasaan ketika kita berhasil mensyukuri apa yang kita dapat, bukan selalu mendapatkan apa yang kira inginkan. Saya ingin dapat uang 1 Trilyun. Jadi ketika saya hanya mendapatkan 100 Milyar, apakah saya gagal? Lalu, bagaimana jika yang mendapat uang 100 Milyar itu adalah supir taksi? Apakah dia sukses? Semoga gambaran tadi dapat sedikit menyampaikan pandangan saya soal kesuksesan.

Apa arti kepemimpinan menurut Anda?

Tentang kepemimpinan ini, sempat sedikit saya singgung saat menceritakan pengalaman saya memimpin di KUKSA FEUI.

Menurut saya, kepemimpinan adalah bagaimana seseorang bukan hanya memerintah, namun juga memberikan contoh. Kepemimpinan adalah sebuah teladan. Kepemimpinan adalah bagaimana kita bisa memberikan pengaruh yang baik bagi pengikut kita. Kepemimpinan bagi saya adalah juga salah satu masalah krusial di negara kita, Indonesia.

Apa pesan Anda untuk anak-anak Indonesia yang berprestasi untuk terus maju sesuai dengan bidangnya?

Teruslah bermimpi! Jatuhlah dua kali, namun bangunlah 3 kali. Mari bersama, kita bangun Indonesia!

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!