Kampusgw.com

Menu

Vita Harsono: Berbinar Gemilang di Bidang Grafologi

      Dalam satu dekade terakhir, berbagai “profesi baru” bermunculan. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (baca: peradaban manusia). Oleh karena itu, ada beberapa profesi yang sebelumnya diidolakan atau dibayar mahal tiba-tiba menghilang. Sebaliknya, ada beberapa profesi yang dulunya tidak ada, belakangan malah semakin dibutuhkan.

Grafolog merupakan salah satu profesi menjanjikan yang baru belakangan ini dikenal oleh publik Indonesia. Profesi tersebut muncul seiring dengan semakin diterimanya profesi terkait seperti Hypnotherapist dan Life Coach. Kenyataan tersebut tentu mencengangkan mengingat di negara-negara Barat sudah dikenal sejak abad ke-19.

      Grafolog merupakan orang yang piawai dalam membaca dan menganalisis pola tulisan tangan guna mengidentifikasi kondisi psikologis hingga karakter. Bagi orang awam, mereka sering dianggap sebagai “cenayang” hingga peramal karena mampu membaca hal-hal terselubung yang kerap kali tidak disadari oleh klien (orang yang dianalisis tulisan tangannya).

Grafolog bukan peramal. Bukan dukun. Bukan ahli nujum. Mereka bisa menganalisis tulisan tangan dengan menggunakan serangkaian metode ilmiah yang teruji. Sama seperti profesi lainnya, mereka perlu ribuan “jam terbang” untuk mencapai keahlian tertentu. Olah karena itu, di Amerika Serikat dan Eropa sudah sangat diterima secara massif.

Nah, kali ini Kampusgw.com mewawancarai salah satu grafolog paling berpengaruh di Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Arivita Harinovani atau yang lebih dikenal dengan nama Vita Harsono.

Bagaimana liku-liku perjalanan karir Vita Harsono? Mengapa ia memilih menekuni grafologi? Dan apa saja suka dukanya sebagai seorang grafolog profesional? Berikut ialah nukilan wawancaranya.

 

 Siapa nama lengkap Anda? 

Arivita Harinovani. Tapi orang lebih mengenal saya dengan nama Vita Harsono.

 

Apa kesibukan Anda sehari-hari?

  1. Membaca artikel dan browsing tentang grafologi dengan berbagai pendekatan, terutama dari jurnal grafologi luar negeri;
  2. Networking dan kolaborasi dengan komunitas dan trainer lain;
  3. Update materi untuk workshop/in-house training
  4. Sharing knowledge via FB dan Group WA para alumni workshop
  5. Maintain personal/corporate clients

 

Bisa diceritakan latar belakang pendidikan Anda?

College of English for Business (CEB) dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga – Jawa Tengah.

 

Anda dikenal sebagai salah satu Grafolog paling berpengaruh di Indonesia ya. Bisa dijelaskan kepada Sahabat Kampusgw.com apa sih sebenarnya Grafologi itu?

Grafologi adalah Ilmu yang mempelajari dan menganalisa tulisan tangan (termasuk tanda tangan) untuk memetakan karakter dan kepribadian seseorang.

 

Sejak kapan tulisan tangan seorang individu bisa dianalisis? Dan apakah seiring bertambahnya usia atau pengalaman mempengaruhi perubahan analisis?

Sebenarnya sejak seseorang sudah bisa menulis (bukan mencoret/menggambar), tulisan tangannya sudah bisa dianalisa.  Namun anak-anak dan remaja biasanya tulisan tangannya masih berubah.  Oleh sebab itu, tidak dikenakan analisa mutlak karena akan berkembang seiring dengan usia dan pengalamannya. Usia 25 tahun diharapkan seseorang sudah punya ciri khas (traits) tulisan yang tetap sehingga akurasi analisa di usia tersebut dapat merepresentasikan hasil yang lebih tepat.

 

Sebenarnya apa sih kegunaan analisis tulisan tangan (grafologi) itu? Apakah hanya bisa melihat kepribadian? Ataukah ada hal-hal lain yang bisa diamati?

Banyak sekali kegunaan Grafologi selain untuk melihat karakter dan kepribadian, diantaranya sbb :

  1. Hiring Candidate/Recruitment
  2. Understanding Others
  3. Increasing Sales/Business
  4. Identify Dishonesty/Negative Traits
  5. Child’s Development
  6. Marriage Compatibility
  7. Anchestor’s Character

 

Sejak kapan Anda menekuni dunia grafologi?

Sejak tahun 2011 hingga sekarang.

 

Apa motivasi Anda menekuni grafologi?

Untuk membantu orang lain sehingga dapat memaksimalkan potensi dan dirinya.

 

Kalau boleh tahu, siapa role model Anda di dunia grafologi?

  1. Andrea McNichol (one of Leading Forensic Graphologists, Amerika Serikat)
  2. Bart Bagget (President of Handwriting University, Amerika Serikat)
  3. Erika M. Karohs (Founder of Karohs International School of Handwriting Analysis, Jerman)

 

Apakah untuk menjadi seorang Grafolog perlu mendapatkan sertifikasi atau pengakuan dari lembaga tertentu?

Sebaiknya Graphologist atau Grafolog perlu mendapatkan sertifikasi atau pengakuan dari lembaga tertentu. Sekarang di Indonesia sudah banyak lembaga yang menawarkan sertifikasi untuk grafologi.  Lebih precise bila dapat mengikuti on-line study di Amerika Serikat atau Eropa sebagai penajaman aplikasi keilmuannya.

 

Apa suka duka Anda sebagai seorang grafolog profesional sejauh ini?

Suka : saat orang yang dianalisis dapat lebih mengenali dirinya melalui serangkaian traits yang terpetakan dari tulisan tangannya dan terbantu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Duka : saat orang “resistant” dan menganggap bahwa grafologi hanyalah sekedar “pseudo-science” dan menghubungkannya dengan ilmu meramal atau bahkan dianggap  mistis. Pernah ada suatu fase di mana orang menyebut saya sebagai “cenayang”.

 

Apa pengalaman paling mengesankan  bagi Anda selama menjadi grafolog?

Saat orang berterima kasih terhadap ketepatan analisa handwriting dan mengetahui apa saja yang harus diubah dari tulisan tangannya untuk berani jadi diri sendiri dan melejitkan potensi diri yang selama ini tidak disadarinya.

Pengalaman paling update ketika seorang teman yang tadinya skeptis terhadap grafologi kemudian berterima kasih karena dapat memperoleh pekerjaan baru di kantor lain dengan peningkatan karir dan salary hanya dengan mengaplikasikan perubahan tanda tangan yang waktu itu dikerjakan karena penasaran tentang kebenaran hasilnya.

 

Menurut Anda, grafolog yang baik itu seperti apa?

Grafolog yang dapat menyampaikan hasil analisa tanpa kesan “judgemental”, menganalisis dengan jujur dan memberikan saran perubahan dengan kata-kata yang bijaksana, supaya orang yang dianalisis bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

 

Apa arti kesuksesan bagi Anda sebagai seorang grafolog ?

Sukses apabila dapat membuat orang memahami pentingnya mempelajari ilmu grafologi dan kemudian orang tersebut dapat terbantu dengan aplikasi ilmu tersebut.

 

Apa arti kebahagiaan bagi Anda sebagai seorang grafolog?

Kebahagiaan adalah pilihan hidup. Kebahagiaan diciptakan dan bukan ditunggu datangnya. Happiness is now, no need other requirements to achieve it…Happiness is inside yourself, jadi tidak perlu dicari di luar dengan banyak syarat/kondisi. Menerima diri sendiri dan merasa bersyukur senantiasa akan membuat kita bahagia dan berani membagikan kebahagiaan itu kepada sesama dan orang di sekeliling kita.

 

Dengan melihat usia Ibu sekarang ini, Anda telah mengantongi berbagai prestasi yang membanggakan. Sebenarnya berapa jam rata-rata Anda istirahat (tidur) setiap harinya?

Rata-rata saya tidur 5-6 jam sehari. Untuk case yang ekstrim di mana saya harus mengikuti webinar dari Amerika Serikat/Jerman/India untuk penajaman keilmuan, saya hanya tidur 3-4 jam saja.  Namun, biasanya di waktu luang saya bayar dengan tidur 7-8 jam dan itu saya sebut “me-time” sebagai balancing untuk waktu istirahat saya supaya tidak terlalu kelelahan.

 

Ngomong-ngomong, apakah Anda memiliki pengalaman di bidang lain sebelum mantap di dunia grafologi?

Saya berkecimpung sebagai profesional dengan beragam profesi selama 20 tahun.  Bekerja di perusahaan  yang berbasis di Amerika Serikat selama 15 tahun dan selebihnya perusahaan asal Australia dan Kanada.

 

Anda juga dikenal luas oleh masyarakat sebagai seorang Mind Therapist. Bisa dijelaskan lebih jauh kepada sahabat Kampusgw.com?

Mind Therapist sebetulnya hanyalah nama Branding yang saya berikan terhadap profesi saya yang lain yaitu sebagai Therapist, yang bekerja untuk membantu memberikan mindset yang benar kepada para client yang datang kepada saya melalui serangkaian teknik terapi dengan metode hypnosis di mana client secara sadar dapat mengungkapkan hal-hal yang selama ini menjadi hambatan.  Dengan terapi tersebut, mind-block dapat dieliminir dan diganti dengan keyakinan/belief baru yang lebih sehat dan lebih percaya diri.

 

Apakah kemampuan menganalisis tulisan tangan berhubungan dengan kemampuan terapi pikiran?

Secara tidak langsung ada hubungannya antara pikiran yang sehat dengan cara anda menulis, karena bukan baik buruknya tulisan yang dianalisis melainkan trait (sifat khusus dari tulisan tangan tsb yang menjadi kode rahasia). Dalam melakukan analisis kepada klien, sangat disarankan seorang grafolog mempunyai pikiran yang sehat dan open-minded, biasanya seorang grafolog juga mempelajari ilmu lain yang terkait seperti Terapi, NLP (Neuro Linguistic Program), Filsafat, Psikologi dan Sub-Conscious Communication.

 

Apa kesibukan Anda di luar grafologi?

Menjadi Konsultan/Coach baik untuk personal maupun korporasi.

 

Apa kegemaran atau hobi Anda di waktu luang?

Memasak buat anak-anak saya, menyanyi, membaca buku-buku filsafat, menonton film tentang  humanity/love, dan menulis puisi.

 

Sebenarnya apa sih panggilan hidup Anda?

Memotivasi dan membantu orang lain untuk lebih menghargai hidup

 

Bagaimana Anda memandang passion? Apakah passion Anda memang di dunia grafologi?

Passion adalah panggilan jiwa dan sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang. Saya pernah bekerja di kantor/secara profesional tapi baru 20 tahun kemudian saya mengerti bahwa passion saya adalah sharing. Grafologi telah saya tetapkan menjadi passion saya untuk sekarang ini, walaupun ada passion saya lainnya yang belum terpenuhi yaitu mengambil kuliah lagi di Jurusan Filsafat.

 

Ngomong-ngomong, apa sih cita-cita Anda di waktu kecil?

Waktu kecil saya sangat ingin menjadi Hakim (hahaha…lucu dan gak nyambung ya). Saya melihat profesi itu sangat keren karena bisa memberikan keadilan bagi orang yang lemah dan tertindas.

 

Banyak orang di luar sana yang memiliki “titik balik” sebelum fokus di suatu bidang. Apakah Anda pernah mengalami titik balik sebelum terjun ke dunia grafologi, terapi, atau pelatihan?

Betul, saya pernah mengalami titik balik saat perusahaan terakhir di mana saya bekerja dinyatakan bangkrut dan saya betul-betul tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya waktu itu pilihan untuk bekerja kembali sudah tidak menarik lagi.  Kemudian seorang teman memberikan kesempatan saya untuk sharing tentang grafologi di komunitasnya secara pro-bono. Tidak disangka, para peserta sangat antusias dan itu menjadikan saya bangga terhadap diri sendiri dan mantap untuk menekuni profesi sebagai Grafolog dan Trainer seperti yang saya lakukan sekarang ini.

 

Apa mimpi atau asa Anda yang masih diperjuangkan dalam bidang grafologi, khususnya di Indonesia?

Saya ingin menerbitkan buku tentang grafologi sebagai panduan (guideline) untuk masyarakat awam, khususnya para millenials dengan gaya bahasa yang mudah dan metodologi yang update/kekinian, sehingga tidak membosankan dan aplikatif. Rata-rata buku grafologi yang sekarang beredar sangat sarat teoritis dan terlalu monoton.

 

Banyak anak-anak muda di luar sana yang juga bercita-cita sebagai Grafolog seperti Anda. Nah, menurut Anda apa sih karakter yang harus dimiliki oleh seorang Grafolog?

Menjadi seorang grafolog, Anda harus punya karakter yang kuat, teliti, ulet dan selalu mau belajar untuk meng-update ilmu mengingat ada banyak aliran dalam grafologi. Ada baiknya kita mempelajari semua aliran tersebut dan mengkombinasikan dengan style kita secara pribadi. Sehingga pada saat menganalisis, kita dapat lebih dekat dengan klien. Bukan memakai pendekatan kontekstual sehingga terkesan kurang humanis/seperti robot yang hanya membacakan hasil analisis tanpa jiwa.

 

Apa pesan-pesan Anda bagi generasi muda yang ingin menjadi Grafolog?

  1. Grafologi masih dianggap sebagai ilmu baru dan langka. Jadi masih sedikit orang yang  mempelajari dan mengaplikasikannya.  Hal ini tentu saja menjadi challenge bagi para “beginner” untuk dapat selalu mengasah ilmu (sharpen the saw), tidak cepat puas, tidak “baper” alias ngambek saat orang yang dianalisis resistant terhadap hasil analisis  Kita harus bersedia memberikan “waktu” bagi client/orang yang kita analisis untuk melakukan pengendapan terhadap hasil analisis yang kita bacakan. Karena sebetulnya banyak orang yang tidak mengenal dirinya sendiri dan kaget jika diberitahu seperti apa kepribadian aslinya yang tergambar melalui hasil analisa grafologi.
  2. Jujur, rendah hati dan memilih kata-kata yang bijaksana dalam menyampaikan hasil analisa juga perlu dipunyai sebagai karakter untuk seorang grafolog.
  3. Mulailah dengan membacakan trait yang positif terlebih dahulu supaya orang/client tersebut nyaman perasaannya.  Barulah kemudian kita masuk pada trait yang negatif dengan saran       perbaikan.  Sehingga orang tersebut bukan hanya diberitahu hal yang buruk tentang dirinya saja, tetapi juga dipuji kekuatannya karena tidak ada orang yang 100% baik ataupun 100% buruk. Pasti ada sisi baik dan juga sisi buruk dari diri seseorang. Hal tersebut juga berlaku sama dalam analisa grafologi.
  4. Menjadi seorang Grafolog mempunyai tanggung jawab yang besar, sehingga harus dilakukan dengan serius dan hati-hati dalam analisanya. Karena salah analisa bisa berakibat      fatal dan mempengaruhi hidup orang yang dianalisis.  Jangan ceroboh dalam menetapkan “trait”, berlatih terus dengan semangat dan passion. 1 hari 1 speciment untuk mempertajam akurasi analisa Anda.

 

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!