Kampusgw.com

Menu

Jalin Relasi Seluas Matahari Memandang

Mendengar nama ITB (Institut Teknologi Bandung) seringkali terbayang sebagai “kampus emas” yang hanya dapat dicicipi oleh putera-puteri terbaik Indonesia. Wajar, ITB dapat dikatakan sebagai kampus terbaik di negeri ini. Ini bukan omong kosong. Sudah tak terhitung, berapa jumlah pengusaha papan atas tanah air yang merupakan alumni ITB. Begitu juga yang sudah duduk di lembaga pemerintahan. Berikut adalah sepenggal wawancara dengan Tulus Imaro yang baru saja lulus dari jurusan Teknik Perminyakan. Tulus adalah salah satu sosok yang dapat diteladani jejak rekamnya. Entah, berapa banyak prestasi yang sudah digenggapnya. Walaupun sering mendapatkan pujian, ia tetap rendah hati dan terus belajar dengan berbagi kepada sesama. Apa dan siapa Tulus Imaro?

Dimana dan kapan Anda dilahirkan?

Jakarta, 18 Januari 1989
Dapatkah Anda ceritakan pengalaman organisasi/prestasi/akademik terbaik di jenjang SD?

Pada saat SD, saya tergolong nakal dan  masuk dalam geng  yang gemar membuat usil anak-anak lain, hingga akhirnya pada kelas 4 SD sudah insaf. Sebenarrnya bukan karena insaf dari internal, tetapi karena kebetulan di kelas saya ada anak baru yang tergolong keterbelakangan mental diganggu oleh anak-anak lain, dan saat itu saya menolongnya. Anak yang bernama Nehemia itu dilempar kapur dari segala arah, dan dia hanya berteriak sambil meringkuk di sudut bangunan dekat aula. Saat itu saya hanya bisa berkata “sudah-sudah, apa-apaan sih kalian?” sambil mendorong anak-anak yang melempari kapur. Sepulang sekolah,  bapak Nehemia mengucapkan terima kasih kepada saya dan berkata “terima kasih ya Tulus, Tulus anak yang baik sudah mau ngelindungi Mia”. Saat itu saya tersadar, bahwa saya pada dasarnya memang anak baik. Nehemia? Menghilang setahun berikutnya.

Entah kenapa, sejak saat itu, akademik saya meningkat, tiba-tiba dipilih sebagai perwakilan dokter kecil oleh guru dari SD. Walaupun pada tes final tidak masuk dalam top-rank. Namun ketika saya cek, nilai saya dengan peringkat 3 saat itu adalah sama (Dokter kecil ini untuk seluruh SD Kotamadya Cirebon) dan di atas dari nilai anak SD lain yang mendapatkan peringkat 4. Saya tidak kecewa saat itu, dan tidak mengerti akan arti penilaian tersebut. Pasrah. Menjadi seorang dokter kecil saja bagi saya saat itu sudah merupakan prestasi yang membanggakan. Mendapatkan sebuah amanah untuk membawa nama sekolah dalam tingkat lokal Kotamadya Cirebon.
Dapatkah Anda ceritakan pengalaman organisasi/prestasi/akademik  terbaik di jenjang SMP?

Selama masa SMP bisa dibilang adalah masa kejayaan dalam bidang organisasi dan akademik, namun tidak untuk prestasi luar sekolah. Menjadi pengurus inti OSIS dua tahun berturut-turut dan selalu mendapatkan ranking 1 di kelas 2 dan 3 merupakan salah satu kebanggaan, namun bagi saya hal itu hanya kebahagiaan semata saja. Ketika saya menyadari saat itu, ternyata saya banyak kalah dalam pertandingan. Mari kita list beberapa lomba yang saya ikuti karena dipilih oleh guru untuk mewakili sekolah:

  • Lomba Cerdas Cermat Matematika SMP. Saya sudah 2x menang berturut-turut tahun sebelumnya, namun saat saya mewakili hanyalah maju sampai babak semifinal, dikalahkan oleh pemenang lombanya. Dan pada saat semifinal, perolehan nilainya sangatlah ketat sedangkan saat final sangatlah jauh. Bisa dibilang apabila penempatan posisi final dilihat dari skor poin yang dikumpulkan, tim saya berada pada peringkat 2. Sayang sekali harus berhadapan dengan si pemenang di babak semifinal.
  • Olimpiade Komputer sekota Cirebon. Saya kalah dan tidak masuk dalam 10 besar. Walaupun nilai komputer saya di sekolah selalu 10 atau minimal 9, ternyata saya menyadari ilmu dan logika saya bukan di komputer. Saya hanya belajar menghapal.
  • Lomba Membuat Mading (Majalah Dinding) yang diadakan oleh Kompas Cirebon. Menjadi perwakilan SMP dan saingan kami adalah anak-anak SMA. Pengalaman dan sistem manajemen kami sangatlah buruk dan tidak tertata. Kami terlalu heboh untuk mencari berita tanpa memperhatikan layout mading tersebut, terpaku pada satu jenis isi berita.

Namun dari semua kekalahan itu, apa yang saya dapatkan? Sebuah pengalaman. Sebuah pengalaman menjadi anak kecil yang hanya heboh dengan segala sesuatu yang tidak penting tanpa terfokus pada apa yang dikerjakannya. Sebuah pengalaman menjadi anak yang bangga jika terpilih di awal namun tidak menjiwai sampai akhir. Sebuah pengalaman hidup menjadi seorang anak kecil yang berlagak bisa menyelesaikan sesuatu dengan pemikiran dewasa namun ternyata tidak. Saya bersyukur bisa mendapatkan semua pengalaman itu, yang tentu telah menjadikan saya semakin dewasa dan berpikir “Oh, saya ternyata dulu seperti itu, berarti saya harus seperi ini sekarang”.

Tetapi di sisi lain, saya pernah memiliki beberapa prestasi seni. Menjadi juara 1 lomba paduan suara se-kota Cirebon dan masuk grand final kejuaraan marching band nasional, GPMB (Grand Prix Marching Band) di Jakarta. Dan di saat itu saya bingung, saya menonjol di bidang mana: Ilmu Alam, Sosial, atau Seni? Okelah, jalani saja dulu. Nanti bisa ketahuan.
Dapatkah Anda ceritakan pengalaman organisasi/prestasi/akademik terbaik di jenjang SMA?

SMA saya adalah SMA semi militer yang berada di tengah pulau Jawa, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah yaitu SMA Taruna Nusantara. Orang-orang sana berkata bahwa Magelang itu persis di tengah-tengah pulau Jawa, dan di kompleks Akmil (Akademi Militer) terdapat sebuah bukit yang dipercaya sebagai “paku” Jawa. Karena persis di tengah-tengah pulau Jawa, kami sebagai siswa SMA tersebut melakukan upacara di awal masuk dan sebelum lulus di sana dengan Pakaian Dinas Lapangan kami berwarna hijau, plus sepatu boat lapangan yang akan tenggelam oleh lumpur bila menginjaknya dan berat untuk diangkat.

Saat pertama kali masuk, saya termasuk gendut. Sehingga tidak cocok untuk dipilih menjadi anggota pleton upacara bernama Tonpara, pasukan pembawa bendera bernama Pataka, maupun patroli keamanan sekolah (PKS). Hingga akhirnya saya malu terhadap diri sendiri, orang lain bisa memiliki badan yang bagus dan langsing, mengapa saya tidak. Apa yang terjadi? Dalam 3 bulan berat badan saya turun sebanyak 17 kg. Itu tetap dalam keadaan sehat, no diet, tapi lari, tetapi kurus jelek dan kusam. Setelah itu, saya menyadari bahwa penampilan saya hanyalah kurus semata. Akhirnya saya memulai mencari olahraga yang bisa membentuk badan: renang dan tenis. Akhirnya fourpack saya bisa jelas terlihat, dan agak susah untuk membuat six-pack namun muncul sedikit.

Dengan penampilan fisik tersebut, saya percaya diri untuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi menjadi “Macan” di marching band Gita Bahana Nusantara, sebuah marching band di sekolah tersebut yang terkenal berbeda dengan marching band sekolah lain.  Marching band ini terkenal karena penampilan Panatarama yang memutar-mutarkan tongkat dan melempar tinggi kemudian menangkapnya, juga oleh karena penampilan 4 Macan yang beratraksi dengan menggigit bas drum, maupun memutar-mutarkan bas tersebut dengan gigi. Kalau anda sempat melihatnya, pasti anda akan terkagum, itupun yang saya rasakan saat pertama kali melihatnya.

Tes yang dijalani sangatlah melelahkan, mulai dari tes fisik, tes mental, tes berbicara di publik untuk voting, serta adanya rapat antara macan sebelumnya dengan pembina marching band untuk melihat profile kandidat. Akhirnya saya terpilih menjadi macan 2, yang konon memiliki karakter “kuat”. Macan satu memiliki karakter “pemimpin”, macan 3 “lentur”, dan macan 4 “atraktif”. Saya tidak menyangka bahwa saya cocok untuk menjadi “macan kuat” namun saya jalani saja dengan menjiwai. Dan akhirnya pada saat menyerahkan jubah macan kepada penerus, saya merasakan sebuah kehilangan atas sebuah kebanggaan.

Walaupun bukan prestasi akademik maupun organisasi, saya menyadari bahwa tidak sembarang orang bisa memiliki prestasi sebagai “macan” karena hanya sekolah saya saja yang memiliki istilah itu.  Beban dan tanggung jawab yang dimiliki pun berbeda, membawa nama baik sekolah dan marching band di dalamnya, juga harus tetap menjaga kebugaran fisik karena harus tampil prima setiap show. Menjadi sebuah “public figure” di saat itu sangatlah wajib untuk dijaga, karena semua mata adik kelas tertuju pada kami saat memasuki ruang makan. Itulah yang saya rasakan juga pada saat menjadi anak tingkat 1, melihat senior kami di ruang makan. Bisa membagi waktu antara sekolah, tampil di luar kampus (kami menyebut sekolah kami adalah kampus), harus mengurus organisasi di dalam marching band, dan tetap menjaga kebugaran tubuh merupakan sebuah kombinasi prestasi hidup yang pernah saya jalani. Itulah prestasi saya sebagai Macan, sebuah prestasi yang hanya dapat ditemukan di sekolah saya, SMA Taruna Nusantara.
Dari sekian banyak prestasi yang pernah Anda raih, mana yang paling berpengaruh dalam kesuksesan/karir Anda hari ini? Mengapa?

Prestasi yang saya benar-benar disebut sebagai “prestasi” tentunya pada saat berada pada bangku kuliah. Terpilih untuk ikut ini-itu setelah melalui berbagai seleksi ketat saya dapatkan di bangku kuliah, khususnya pada tingkat 2 akhir sampai tahun ke-4. Saya ingat, pertama kali terpilih untuk mengikuti Vacation Trainee Schlumbeger (merupakan perusahaan prestisius bagi jurusan perminyakan di Indonesia) dan juga pada saat bersamaan terpilih sebagai penerima beasiswa dari Total E&P Indonesia yang hanya diberikan kepada 20 mahasiswa dari 4 universitas ternama di Indonesia, yang mana beratus-ratus mahasiswa yang mendaftar untuk mendapatkan beasiswa ini. Itu di tingkat 2 akhir.

Kemudian memasuki tingkat 3, saya tetap terpilih untuk ikut berbagai macam kegiatan. Terpilih untuk menjadi delegasi Indonesia dalam Indonesia Model  United Nations (MUN) di Universitas Indonesia dari 1100 mahasiswa yang mendaftar (sumber dari Kompas), terpilih juga dalam kegiatan Lomba Karya Tulis tentang energi terbarukan (Renewable Energy) di Berlin, terpilih untuk bisa kerja praktek di ConocoPhillips, dan juga ikut kegiatan exchange di Ukraine selama 1,5 bulan dimotori oleh AIESEC. Banyak bukan? Tentu saja, dan saat itu saya bingung untuk membagi waktu ujian dan kegiatan saya. Namun tetap saja saya bisa menjalani semuanya dengan baik, bahkan IP saya saat itu malah semakin meningkat. Apakah ini menandakan, semakin sibuk diri kita, semakin pintar kita membagi waktu, sehingga semakin mudah lah ujian yang diikuti karena sudah mempersiapkan materi sebaik mungkin sbelumnya. J

Lanjut ke tingkat 4, merupakan tahun paling menyeramkan karena harus melewati ujian komprehensif oleh dosen, seperti sebuah interview teknik, ditanyakan semua pelajaran dari awal sampai akhir, sehingga bisa saja tidak lulus karena ada materi yang terlupakan. Namun saya tetap nekat, mengikuti berbagai kegiatan. Terpilih untuk mengikuti kegiatan Harvard Project for Asian and International  Relations yang dites langsung oleh mahasiswa Harvard (interview lewat skype), dan juga mendapatkan financial aid oleh mereka untuk bisa hadir ke sana, namun saya terjanggal masalah visa oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat. Sebuah hal konyol yang sampai sekarang saya masih agak emosi untuk membahasnya. Bayangkan, sudah bisa terpilih 1 dari 3 mahasiswa Indonesia yang bisa mengikuti kegiatan HPAIR di Harvard Boston (bahkan akomodasi disediakan di asrama mahasiswa Harvard) tiba-tiba terjenggal di masalah akhir yang menurut saya sangat konyol. Kegiatan lainnya juga adalah mengikuti kegiatan Harvard World Model United Nations (HWMUN) di Singapore Maret 2011, merupakan saat yang paling berkesan karena saya menemukan teman-teman yang benar-benar saya anggap “teman”. Terpilih juga untuk mengikuti kegiatan Young Leaders for Indonesia yang diselenggarakan oleh YLI Foundation, sebelumnya oleh McKinsey Indonesia. Juga, terpilih dalam mengikuti internship di Mitsui Indonesia.

Intinya, dengan kesibukan seperti itu, saya tetap bisa lulus dalam ujian komprehensif sekali tes, bisa menyelesaikan TA (Tugas Akhir) secepat mungkin (bahkan TA saya akan dijadikan jurnal international oleh dosen saya), dan bisa lulus dalam jangka waktu 3 tahun 9 bulan. Walaupun IPK saya cumlaude, saya tidak mendapatkan gelar tersebut karena pernah mengulang mata pelajaran. Agak sedih, memang, tetapi itu konsekuensi yang harus saya terima.

Dari semua prestasi yang saya sebutkan di atas, apakah saya harus memilih mana prestasi yang paling berkesan dan membentuk karakter? Saya pribadi menganggap semua prestasi saya berkesan, namun yang mengubah dan membentuk karakter saya adalah orang-orang yang berada bersama saya selama menjalankan dan mempersiapkan prestasi tersebut. Saya menyebutkan bahwa diri saya mendapatkan sebuah ilmu baru, bernama “ilmu manusia”.  Saya mengenal benar-benar siapa saja yang bisa dipercaya, siapa saja yang bisa tetap menganggap saya sebagai teman walaupun saya terjatuh, dan siapa saja yang akan bisa menjadi tangan kanan saya ketika saya sukses kelak. Saya beruntung bisa bertemu dengan orang-orang hebat, namun untuk bertemu saja tidak cukup, saya harus bisa mengenal dan mengambil ilmu dari orang tersebut. Intinya, ambilah dan ikutlah semua prestasi yang bisa diikuti, cari teman, temukan orang yang bisa dijadikan pegangan, kembangkanlah diri sedini mungkin sehingga bekal kita cukup ketika umur semakin bertambah.


Bagaimana cara mengatur waktu antara kuliah dan kerja paruh waktu/magang/organisasi?

Mengatur waktu itu merupakan kunci untuk mengatur hidup, terkecuali bagi mereka yang tidak punya kehidupan. Saya mengatur jadwal saya, yang otomatis sekaligus membagi waktu untuk berbagai urusan dengan menulisnya di buku catatan kecil dan schedule board sehingga semakin bisa diketahui apa saja yang harus dilakukan hari itu dan apa saja yang perlu dilakukan untuk kedepannya. Sekaligus juga sebagai bahan evaluasi terhadap diri saya, mana saja yang belum saya lakukan.
Apa moto/prinsip Anda hidup?

Jalin relasi seluas matahari memandang

Selesaikan semua pekerjaan yang harus dikerjakan sampai selesai

Find the best way, even in the worst condition
Seberapa penting pengalaman organisasi membentuk karakter Anda?

Penting, menumbuhkan kemampuan untuk manajemen – bersosialisasi – dan bekerjasama dalam memenuhi sebuah tujuan.


Siapa tokoh idola/favorit yang menginspirasi Anda? Mengapa?

Salah satu tokoh yang menginspirasi saya adalah “Martha Tilaar”. Sebenarnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang menginspirasi saya, namun saya ambil contoh Martha Tilaar. Mengapa beliau? Karena Ibu Martha bisa menggunakan namanya sehingga menjadi sebuah produk komersil dan terkenal di khalayak umum. Selain itu, tujuan beliau adalah pemberdayaan wanita, sangatlah patut diacungkan jempol. Itulah yang ingin saya lakukan kelak, membuat nama saya dikenal publik dan tentunya dalam artian positif, Tulus Imaro.


Pernahkah Anda bekerja paruh waktu/magang/freelance ketika masih duduk di bangku kuliah? Jelaskan!

Kerja paruh waktu tidak pernah, karena tidak memungkinkan untuk mahasiswa Teknik Perminyakan ITB yang memiliki segudang tugas dan kerjaan di laboratorium, ditambah segudang kegiatan organisasi. Sehingga yang pernah saya lakukan adalah magang saat di liburan akhir tahun pelajaran (Juni-Agustus). Ada 4 kegiatan magang/internship yang saya ikuti:

Vacation Trainee, Schlumberger, Juli – Agustus 2009

Merupakan sebuah magang yang khusus diberikan kepada mahasiswa tingkat 2 akhir (menuju tingkat 3). Seleksi yang dilakukan sama seperti seleksi penyaringan pegawai di perusahaan tersebut. Saya dulu ditempatkan di Balikpapan Kalimantan Timur. Pengalaman menjadi trainee benar-benar membuka mata saya mengenai dunia kerja apalagi harus bergaul dengan orang-orang yang memiliki umur jauh di atas saya, untungnya saya tidak terbebani akan hal itu. Saya hormat terhadap semua orang, baik lebih tua, seumuran, maupun di bawah umur saya karena saya melihat kualitas seseorang tidak bisa dilihat dari umur, tetapi memang umur memberikan sebuah gambaran besar bagaimana orang bisa menjadi dewasa. Profesional and Safety merupakan aspek penting di perusahaan bernama Schlumberger ini, dan itu yang saya inginkan ketika lulus kelak. Bekerja di Schlumberger.

Internship, ConocoPhillips Indonesia, Juni-Juli 2010

Terpilih karena kebetulan seleksi yang dilakukan tahun 2010 itu melalui IPK, dan juga karena ada teman  yang IPK nya di atas saya sudah diterima magang Chevron sehingga peringkat saya naik ke atas dan bisa mengikuti internship tersebut. Salah satu mata kuliah di Teknik Perminyakan adalah mengambil SKS “Kerja Praktek” di perusahaan sehingga kami harus mencari perusahaan yang menyediakan fasilitas tersebut

Summer Internship Program – World Without Borders di Lviv, Ukraina Juli- September 2010

Apa rasanya apabila kita menjadi guru bahasa Inggris di sebuah negara Eropa yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris? Itu yang saya rasakan tahun lalu. Beradaptasi dalam lingkungan Ukraina dan juga dalam pergaulan global karena yang mengikuti magang (internship) ini pun berasal dari seluruh dunia dan ditempatkan di kota-kota yang berbeda. Kegiatan ini dikelola oleh AIESEC Lviv Ukraina, dan didukung oleh Kementrian Pendidikan di sana. Pernah suatu minggu, semua peserta dikumpulkan di Odessa, sebuah kota tepi pantai tujuan para turis Eropa di saat summer, dan dilakukan sebuah seminar workshop bagaimana menjadi good person dan lain-lainnya, tapi selalu diselingi dengan party. Yeah!

Mitsui Internship, Juli (2 minggu) 2011

Merupakan sebuah program CSR yang dilakukan oleh Mitsui dalam bidang pendidikan. Seleksi dilakukan dalam 2 tahap, pertama adalah pengumpulan dokumen dan kemudian interview bersama dengan karyawan Mitsui sendiri, dari bidang General Affairs and Executive Director, dan mereka adalah orang Jepang. Kami mempelajari bisnis unit yang dimiliki oleh Mitsui selama 2 minggu dan mengunjungi beberapa perusahaan yang berkaitan dengan Mitsui, antara lain: Nikko Hotel Jakarta, Paiton Power Plant, and many others. Sangat seru, ditambah lagi karena anak-anak yang terpilih pun memiliki pola pikir yang oke juga, sehingga seru untuk menjalani program ini.
Pernahkan Anda mendapatkan beasiswa?Kapan? Siapa yang memberikan? Apa triks dan tipsnya?

Saya mendapatkan beasiswa prestasi akademik, dan tidak pernah berusaha untuk mendapatkan beasiswa ekonomi karena tanpa beasiswa pun orang tua saya masih bisa membiayai. Namun, anak mana yang tidak ingin meringankan biaya pendidikan yang ditanggung oleh orang tuanya? Itulah alasan saya mengajukan beasiswa, apalagi karena ayah saya sudah pensiun tepat saat saya masuk ITB, sehingga mendapatkan beasiswa menjadi pemacu saya untuk bisa membantu beliau. Berikut beasiswa yang saya dapatkan:

Undergraduate Scholarship Total E&P Indonesia 2009-2011 (graduation)

Merupakan sebuah beasiswa yang diberikan oleh Total E&P Indonesia kepada mahasiswa tingkat 3 dan tingkat 4. Seleksi yang saya ikuti yaitu saat saya berada di tingkat 2 semester 2. Hanya diberikan kepada 20 mahasiswa dari 4 universitas (ITB, UI, UGM, ITS) dan kebetulan pada saat itu, ITB meloloskan ada 6 orang. Setelah satu tahun berlalu, akademik saya direview lagi oleh perusahaan sehingga masih bisa tetap mendapatkan beasiswa pada tingkat akhir.

Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) pada tahun 2011

Merupakan sebuah beasiswa yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan Nasional kepada mahasiswa di Indonesia, tidak hanya di ITB tetapi juga di seluruh universitas di Indonesia. Uang tersebut saya gunakan untuk membayar uang wisuda, uang kelulusan, beli tinta, printer dan sebagainya.

Tips dan Trick mendapatkan beasiswa:

  • Pikirkan baik-baik, apakah beasiswa tersebut tepat untuk kita. Jangan sampai mengambil jatah orang lain, terutama apabila beasiswa tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa kurang mampu.  Apabila beasiswa tersebut diperuntukkan untuk prestasi akademik, why not? Kita akan bersaing secara sehat dan terbuka, dan akan dipilih langsung oleh perusahaan bersangkutan. Toh nanti akan ketahuan oleh perusahaan tersebut, siapa yang benar-benar butuh dan layak mendapatkan beasiswa tersebut.
  • Cek latar belakang pendidikan dan persyaratan lainnya, apakah memenuhi?
  • Pelajari institusi yang member beasiwa. Itu adalah hal paling “eksak” yang pasti ditanyakan selama interview. Pertanyaan lain bergantung pandangan pribadi kita, siapa kita, bagaimana keluarga kita, apa kelebihan kekurangan kita, dll merupakan pertanyaan terbuka yang tidak ada benar-salah nya.
  • Be Yourself, jangan jayus saat interview. Itulah saat dimana kepribadian kita benar-benar terlihat karena diberikan beberapa pertanyaan yang menguji cara pikir dan cara pandang kita.
  • Anggaplah interviewer adalah rekan atau relasi kita, sopan dan sehormat mungkin tanpa melupakan batas status.


Apa arti kesuksesan menurut Anda?

Kesuksesan menurut saya adalah sebuah relativitas dan merupakan sebuah ungkapan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain atas kondisi saat itu. Kesuksesan merupakan fungsi dari waktu dan kerja keras, walau terkadang banyak orang berkata bahwa keberuntungan ikut berperan di dalamnya.

Saya adalah orang beruntung, namun sesekali saya sial, bukan sebaliknya. Kesuksesan saya dilihat oleh orang lain, walaupun dalam diri saya masih berkata bahwa saya belum berada pada tingkatan tersebut. Itulah manusia, selalu tidak pernah puas, tetapi hal ini baik, karena ketidakpuasan tersebut bersifat positif.

Apa arti kepemimpinan menurut Anda?

Kepemimpinan merupakan sebuah amanah dalam kehidupan.  Memimpin diri sendiri adalah amanah pertama yang diberikan oleh Tuhan kepada diri kita, dan akan selalu kita jalani dalam hidup ini.  Dalam sebuah sekumpulan manusia, kepemimpinan memiliki arti sebuah seni untuk membimbing sekumpulan tersebut ke dalam visi dan misi yang sama yang akan membawa dampak positif bagi semua orang di dalamnya. Memimpin bisa berarti membimbing, mengatur, hingga memerintah, namun tidak untuk memperbudak.
Apa motivasi Anda mengambil jurusan Teknik Perminyakan? suka dukanya?

Dulu pada saat masih SMA, saya berpikir bahwa menjadi seorang young engineer yang berkaitan dengan energi adalah sebuah hal yang “cool!” karena ikut terlibat dalam unsur utama dari segala unsur, energi. Universitas terbaik yang memiliki jurusan teknik perminyakan adalah ITB, dan saya memilihnya sebagai tempat  untuk mengenyam ilmu. Waktu dan uang saya investasikan di sini, di jurusan Teknik Perminyakan ITB, dan tentunya mana ada orang yang mau rugi, saya gunakan ilmu yang saya miliki untuk bisa mencari kerja yang bisa menyediakan kesejahteraan hidup saya.

Suka duka di TM (Teknik Perminyakan) ITB ada banyak, mulai dari kehidupan kampus yang kompetitif, dosen yang bervariasi dengan level akademik yang tinggi, hingga pergaulan dengan teman-teman sehimpunan yang memiliki corak khas masing-masing. Saya sangat beruntung berada dalam kehidupan mahasiswa yang benar, tanpa hedon berlebihan, dan lebih mengutamakan akademik dalam beberapa hal. Teman-teman satu angkatan saya adalah pahlawan bagi saya, mereka benar-benar saya kagumi. Mereka memberikan contoh positif yang bisa saya bawa dalam kehidupan mendatang. Namun hal itu berakhir sudah, kehidupan di kelas sudah tidak ada lagi, namun tetap melekat di dalam hati dan pikiran saya.
Apa suka duka sekolah berasrama di SMA Taruna Nusantara? Kan sekolah ini terkenal sebagai lumbung bibit emas. Apakah terbenani setelah lulus?

Jelas, hidup di dalam SMA semi-militer memiliki beban tersendiri. Mulai dari beban fisik karena harus lari pagi setiap hari, beban mental harus hidup berasrama, beban mental harus makan siang bersama senior, beban akademik yang ujiannya susah-susah, beban kehidupan sehari-hari karena harus mencuci, menyetrika, dan beres-beres kamar sendiri, dan lain sebagainya. Saat tahun pertama, saya sangat ingin sekali keluar karena tidak betah. Namun di saat itu saya berkata dalam hati, lebih baik saya mati daripada harus menyerah. Dulu saya gendut, dan bagi saya, program pengurusan badan merupakan sebuah neraka. Tapi toh saya bisa mealuinya dengan baik, turun 17 kg merupakan prestasi fisik terbesar dalam hidup saya, dan itu dalam keadaan sehat.

Setelah lulus dari SMA, saya menjalani apa adanya.  Lulusan SMA Taruna Nusantara menjadi sorotan karena kredibilitasnya. Namun hal tersebut menjadikan diri saya semakin mudah berteman dengan siapa saja (karena terkenal). Dari segi prestasi, saya tidak mengotakkan diri saya sebagai lulusan “Tarnus” yang harus terus berprestasi, tapi harus menjaga nama baik (image), karena menjaga nama almamater yang sudah memiliki nama baik sangatlah harus dilakukan. Prestasi itu bisa dicari dimana saja, tapi nama baik tidak bisa dicari segampang itu.
Anda pernah terpilih dalam Student Paper Contest tentang Renewable Energy di Berlin. Bisa ceritakan perjuangannya?

Paper Contest ini berlangsung pada bulan Oktober 2010, dan hanya 30 mahasiswa saja yang diundang untuk datang ke Berlin dari sekitar 80-an mahasiswa yang mengirimkan papernya. Saat itu saya sedang tertarik membahas Geotherma Energy, dan sangat bersyukur terpilih untuk bisa ke Berlin, namun saya tidak jadi berangkat karena terbentur pada saat masa UTS.  Saya lebih memilih untuk mengikuti UTS daripada harus susulan dibandingkan pergi ke Berlin yang mengabiskan biaya dan waktu. Hidup itu memang pilihan, kita sendiri yang menentukan. Namun saat ini saya agak sedikit menyesal karena memilih untuk tetap di Bandung, karena ternyata pada minggu itu tidak ada ujian sama sekali.
Seberapa besar manfaat magang di  luar negeri (Ukraina)?

Manfaat yang saya dapatkan ketika mengikuti magang di Ukraina sangatlah banyak. Mulai dari pertemanan yang global hingga pengembangan diri yang tidak bisa saya dapatkan dimanapun. Itulah bagaimana rasanya berada di negeri orang, kita tidak bisa bermanja-manja untuk bisa balik ke rumah karena biaya pesawat sangatlah mahal dan kita juga tidak bisa bebas berekspresi seperti di negeri kita sendiri karena kultur yang beda.

Saat itu saya tinggal ber-8 dalam satu apartment yang termasuk besar. Dua orang dari  Indonesia (termasuk saya), 1 Singapura, 1 Romania, 1 Polandia, 1 Turki, dan 2 Taiwan.  Bagaimana bisa 8 orang berbeda gaya hidup tinggal bersama dalam 1 atap? Jawabannya adalah keterbukaan dan toleransi. Kami sangat akrab dan sangat terbuka, selalu menyiapkan agenda besok harinya untuk bahan belajar di kelas sebagai guru. Tidur malam sehabis rapat, beres-beres apartment bersama karena kami pindah-pindah ke 3 apartment yang berbeda, hingga belanja bareng di shopping mall yang terkenal murah.  Bahkan kami sempat bermasalah dengan tetangga di apartment karena pernah mengadakan party yang sangat gaduh (biasalah, ada teman-teman kami yang berasal dari Brazil ikut bergabung). Dan solusi nya adalah menghubungi teman kami asal Ukraina yang berbicara terhadap tetangga tersebut.

Berbagai masalah kami lalui bersama, hingga saat mengetahui kami akan berpisah menjadi sesuatu hal yang sangat menyedihkan. Mengetahui bahwa saya adalah orang terakhir yang meninggalkan apartment adalah hal paling menyedihkan saat itu. Ketika terbangun, apartmen sudah kosong dan tinggal saya sendiri, dan saat itu adalah musim gugur dimana udara sangat dingin terasa.      Beberapa pelajaran yang saya dapatkan diantaranya adalah bagaimana menghargai sesama manusia baik dari segi suku, nasionalisme, maupun dari segi agama. Mereka yang menganggap dirinya paling benar, dan menganggap orang lain salah adalah manusia paling hina. Kebersamaan dan toleransi hidup dalam perbedaan membuka mata hati saya mengapa Tuhan menciptakan manusia berbeda. Ini merupakan dunia tanpa batas, world without borders.


Anda sebentar lagi akan bekerja di Colombia kan? Bisa diceritakan, perusahaan apa itu? Apakah itu sudah sesuai target awal kuliah?

Syukurlah saya sekarang dalam proses pengurusan visa untuk ke Columbia bulan Desember 2011. Saya akan bekerja di perusahaan oilfiled service bernama Schlumberger. Proses interview sendiri sudah sejak Maret 2011, sehingga saya lulus dengan sebuah kepastian untuk bekerja di sebuah perusahaan.  Agustus 2011 ini saya akan terbang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk mengikuti training sebelum kerja, doakan lancar ya.

Ketika di awal kuliah saya tidak mengerti akan kerja di mana setelah lulus, namun setelah tingkat 2 saya mendapatkan kesempatan untuk magang di Schlumberger dan akhirnya bisa juga saya bekerja disini setelah lulus.
Apa pesan-pesan Anda untuk anak-anak Indonesia yang  kurang mampu namun ingin melanjutkan kuliah dengan beasiswa/bekerja?

Saya memiliki beberapa pesan:

  1. Beasiswa itu banyak, asal ada otak dan kemauan, ITB merupakan salah satu solusinya. Jangan ragu atas berita bahwa “ITB Mahal”, karena di balik itu banyak tersedia beasiswa untuk siswa yang kurang mampu secara ekonomi.
  2. Jika ingin menghidupi biaya kuliah dengan bekerja, bisa jadi guru privat atau bisa jadi asisten laboratorium
  3. Ada beberapa jurusan yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswanya full, bisa dijadikan bahan incaran, ada juga beasiswa dari Ikatan Alumni ITB
  4. Selalu ada celah bagi siapa yang mencari nya.

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!