Sendi Maulana adalah salah satu penerima beasiswa Paramadia Fellowship di Universitas Paramadina. Perjalanan hidup Sendi tidak semulus seperti yang diharapkan. Tidak pantang menyerah dan bekerja keras adalah salah satu pelajaran yang dapat diambil dari kisah Sendi. Simak percakapan kru KampusGw dengan Sendi berikut.

Siapa nama lengkap kamu?

Sendi Maulana Saleh

Kapan dan dimana kamu lahir?

Aku lahir di kota Sukabumi, 7 Oktober 1988

Beasiswa pertama apa yang kamu terima?

Beasiswa pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Bina Siswa SMA Plus Cisarua Yayasan Darmaloka tahun 2003/2004. Beasiswa ini mencakup biaya sekolah dan asrama selama tiga tahun dengan sistim pembinaan yang mengutamakan kedisiplinan berlkamuskan nilai-nilai agama dan budaya. Setiap tahunnya, pemerintah provinsi Jawa Barat memilih setidaknya 2 lulusan SMP/MTS terbaik di setiap kabupaten/kota se-Jawa Barat untuk bersekolah di SMA Plus Cisarua.

Bagamana pengalaman kamu selama belajar di SMA Plus Cisarua?

Aku belajar kemandirian dan kehidupan di asrama bersama teman-teman yang memiliki perbedaan latar belakang. Beasiswa ini memang menjadi “beban” positif yang mendorongku untuk terus menjadi siswa yang baik. Pada pagi hari, kegiatan rutin adalah belajar di SMA Plus Cisarua sedangkan pada sore dan malam hari adalah belajar agama dan ekstrakurikuler lainnya.

Apakah kamu langsung melanjutkan kuliah setelah lulus SMA?

Teman-teman seperjuanganku di SMA Plus Cisarua banyak yang mendapatkan beasiswa penuh dari berbagai program untuk kuliah di jenjang perguruan tinggi. Namun, setelah pada waktu itu aku kurang beruntung untuk mendapatkan beasiswa kuliah walaupun sudah mencoba. Selama setahun penuh aku menempa diri dengan bekerja di beberapa tempat sembari memikirkan masa depan.

Dapatkah kamu menceritakan pengalaman mendapatkan beasiswa di perkuliahan ini?

Suatu hari di tahun pertama setelah aku lulus SMA, salah satu teman yang sudah kuliah memberitahukan bahwa terdapat beasiswa unggulan bernama Paramadina Fellowship (PF). Dengan dukungan doa dari orang tua dan teman-teman, akhirnya aku berhasil menjadi salah satu dari 69 orang yang beruntung dalam program beasiswa ini. Para penerima PF selain gratis kuliah di Universitas Paramadina juga mendapatkan uang saku perbulan, uang buku persemester, dan uang tunjangan kegiatan kemahasiswaan.

Siapa yang mendanai Paramadina Fellowship (PF)?

PF lahir berkat inisiatif Universitas Paramadina dan terealisasi berkat kedermawanan para individu maupun institusi. Beberapa penyumbang dana/donor yang mendukung PF selama ini antara lain: TP Rahmat, Benny Subianto, Jeffrie Geofani, Fahmi Idris, Abu Rizal Bakrie, Northstar Pasific, Mien Uno Foundation, Bank BTPN, Bank Syari’ah Mandiri, Blitz Megaplex, Indika Energy, Trimegah, Gita I. Wirjawan, The Jakarta Post, Djarum, Sudhamek, dan lain sebagainya. Aku sendiri mendapatkan beasiswa dari Bapak Fahmi Idris. Para penerima PF berkesempatan untuk bertemu dengan para donor, mendapatkan pelatihan/magang dan bahkan terikat kerja setelah lulus. Beberapa donor lainnya tidak mewajibkan mahasiswa untuk memperkerjakan.

Apa hobi kamu?

Selama menempuh studi di SMA Plus Cisarua, hobiku ditunjang oleh salah satu ekstrakurikuler yang ada yaitu teater. Namun, hobiku sejak menempuh kuliah adalah memasak. Setiap kali aku memiliki waktu luang atau ketika mendapatkan masalah, aku selalu memasak dan kemudian dibagikan kepada teman-teman seasrama. Bagiku, memasak tidak dapat dilepaskan dari kehidupan.

Apa cita-cita kamu?

Walaupun aku kuliah di jurusan hubungan internasional, bukan berarti cita-citaku menjadi diplomat atau politisi. Cita-citaku sejalan dengan hobi yaitu memasak, aku ingin menjadi pengusaha makanan yang sukses. Aku ingin mempopulerkan masakan tradisional ke ranah internasional.

Apa pesan-pesan kamu untuk teman-teman SMA?

Seimbangkanlah kegiatan akademik dan non-akademik selama belajar. Karena keduanya sangat penting untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi. Fokuskanlah untuk mengembangkan kelebihanmu seiring dengan menutupi kekuranganmu.

Apa makna kesuksesan bagi kamu?

Setiap orang tentunya memiliki perbedaan pemahaman kesuksesan. Bagiku, sukses adalah proses. Kesuksesan bukan ditentukan oleh bergelimangnya harta benda, akan tetapi bermuara kepada rasa syukur. Yang terpenting adalah kesuksesan diri sendiri sejalan dengan kesuksesan untuk bermanfaat kepada orang lain.