Kampusgw.com

Menu

Kesuksesan Dimulai Dengan Bermimpi

Pendidikan tinggi merupakan salah satu gerbang yang membuka masa depan. Walaupun kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh tingginya pendidikan yang diraih, namun pendidikan masih dipercaya menjadi satu-satunya jalan untuk mencetak sumber daya manusia yang handal. Harus diakui bahwa bangsa Indonesia masih memiliki segudang permasalahan yang belum dapat diselesaikan dengan baik. Sebut saja mengguritanya korupsi, separatisme, konflik antar etnis, terorisme berkedok agama, radikalisme, hingga rasa nasionalisme yang kian luntur. Di tengah prahara permasalahan tersebut, pendidikan ibarat oase yang memacu semangat untuk bangkit. Kita seyogyanya bersyukur, pemerintah telah mematok 20% anggaran negara untuk pendidikan. Walaupun buah manfaat “20%” tersebut belum dinikmati masyarakat secara merata, namun dapat kita lihat banyaknya saudara-saudara kita yang mampu kuliah lantaran mendapatkan beasiswa pemerintah seperti Bidik Misi, Beasiswa Unggulan, Beasiswa Utusan Daerah dan masih banyak lagi.

Para penerima beasiswa yang selanjutnya dapat disebut sebagai beswan, memiliki “tanggungjawab lebih” untuk mempertahankan prestasi akademik dan non-akademik sesuai dengan standar yang ditentukan. Tidak hanya itu, program beasiswa apapun mewajibkan para beswan untuk menjaga sikap, etika, dan moral sejalan dengan norma-norma publik dan agama. Singkat kata, para beswan tidak hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual (IQ/Intellectual Quotient), namun juga harus mengimbanginya dengan kecerdasan emosional (EQ/Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual (SQ/Spiritual Quotient). Salah satu sosok yang memiliki tiga unsur kecerdasan seimbang adalah Pradita Astarina yang menamatkan jenjang S1 dari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitasa Indonesia (UI) Depok Jawa Barat. Berikut adalah petikan wawancara penulis dengan Dita, panggilan akrabnya:

Dimana dan kapan Dita dilahirkan?

Saya dilahirkan di Jakarta pada 24 Januari 1989

Dapat dijelaskan seperti apa sosok Dita itu?

A passionate dreamer.

Itulah frase yang tepat untuk menggambarkan diri saya. Seseorang yang suka bermimpi.  Saya menikmati setiap waktu  yang saya lalui di sekolah. Inilah yang mendorong saya untuk terus berprestasi. Sejak  dulu, prestasi akademik tergolong cukup memuaskan, selalu berhasil masuk rangking 3 besar selama SD dan SMP. Sewaktu SD dan SMP saya aktif mengikuti kegiatan kesiswaan (OSIS dan Pramuka) dan berpartisipasi dalam berbagai lomba akademis seperti Cerdas Cermat, Olimpiade Matematika dan Story Telling.

Lulus dari SDN 010 Pagi Pondok Kelapa dan SLTPN 252 dengan predikat lulusan terbaik (berdasarkan nilai NEM dan UAN).  Kemudian saya melanjutkan studi ke SMAN 8 Jakarta, selama tiga tahun menempuh pendidikan, banyak suka duka yang dilalui, karena jaraknya yang cukup jauh dari rumah, setiap hari saya harus berangkat ke sekolah pukul setengah enam pagi. Cukup melelahkan, tapi kembali lagi karena saya adalah seorang ‘pelajar sejati’ apapun akan saya lakukan demi bisa bersekolah ditempat yang sudah saya idam-idamkan sejak dulu.

Setelah itu saya mendapat PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Pelajar) dari Universitas Indonesia dan memilih Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi. Satu hal yang saya terus terekam dalam memori sampai  saat ini adalah kebahagiaan orang tua saya karena tidak perlu kalang kabut ikut SPMB karena saya telah berhasil masuk UI tanpa tes.

Seperti apa kesibukan Dita selama menjadi mahasiswa UI?

Cross The Border Beyond Your Limitation!

Empat tahun yang saya lalui di Universitas Indonesia boleh dibilang merupakan saat-saat yang penuh perjuangan dan penuh memori yang berharga untuk dikenang. Sebagai seorang yang tidak bisa diam, saya aktif di berbagai kegiatan, antara lain: AIESEC dan BEM FE UI. AIESEC (Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales) adalah sebuah organisasi internasional yang ada di lebih dari 100 negara. Disini saya banyak belajar untuk beradaptasi dengan cepat terhadap beraneka kebudayaan. Bersama AIESEC, pada tahun 2008, saya menyelenggarakan AIESEC INDONESIA Youth Leadership Conference yang dihadiri oleh 300 delegasi lokal dan internasional. Selain aktif sebagai anggota AIESEC, pada saat yang bersamaan saya juga aktif menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasisw FEUI.

Di tengah kesibukan yang meningkat, saya terus menambah portofolio kegiatan saya dengan mengikuti berbagai macam lomba dari tingkat Universitas, Nasional maupun Internasional.  Namun demikian, saya tetap berusaha menjaga agar IP (Indeks Prestasi) saya tetap seimbang. Hal ini semata-mata saya lakukan sesuai dengan panggilan hati saya, untuk selalu memanfaatkan setiap detik dari hidup yang singkat ini dengan melakukan hal-hal yang positif.  Sebagai pribadi, saya tergolong seorang Achiever, ditambah lagi dengan personality saya yang berwatak Koleris-Sanguinis, saya senang menjadi seorang Leader dan selalu berusaha menumbuhkan  ‘striving spirit’ dan  ‘eagerness to learn’ di setiap langkah saya lalui. Bermodalkan kedua hal tersebut, saya selalu berupaya untuk tidak patah arang apabila menghadapi kegagalan.

Apa tantangan terbesar untuk meraih prestasi bagi Dita?

Alta Alatis Patent (The sky is open for those who have wings)

Menurut saya tantangan terbesar itu muncul dari dalam diri sendiri, seseorang akan diam di tempat apabila ia berpikir dia tidak bisa berlari. Law of Attraction. The biggest challenge datang dari dalam diri. Bagaimana mengatasi ketakutan dan keragu-raguan dari dalam diri ketika sesuatu tampak  tidak mungkin untuk dilakukan. Bagaimana tidak patah arang ketika kegagalan menghampiri serta memompa semangat untuk terus berkarya.

Apa program/kegiatan yang paling berkesan bagi Dita?

Saya merupakan bagian dari Young Leaders for Indonesia , sebuah program yang diadakan untuk menyaring sosok potential leaders dari seluruh Indonesia. Saat ini, saya juga telah dipercaya sebagai Presiden dari Young Leaders for Indonesia Alumni Community (YLIAC). Kami memiliki passion yang sangat kuat untuk membangun Indonesia. Berawal dari kegiatan ini, saya berkesempatan untuk mengikuti program internship (magang) di UKP4 ( Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (Memulai magang di bulan Mei sampai pertengahan Juni, setelah itu saya mengikuti Summer School di Cambridge Inggris. Sepulangnya dari Inggris saya memutuskan untuk bergabung menjadi full-time staff di UKP4.

Saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang Change Agent (pembawa perubahan), mendedikasikan kemampuan saya untuk membangun bangsa, mungkin inilah yang mendorong saya bekerja di UKP (Unit Kerja Presiden) yang memiliki tugas untuk: membantu presiden dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan sehingga mencapai sasaran pembangunan nasional dalam bidang pendidikan, MDG’s (Millennium Development Goals) dan investasi, melakukan Debottlenecking (yakni melakukan analisis, koordinasi, dan fasilitasi untuk mengurai masalah dalam implementasi, melakukan kajian cepat terhadap hal-hal yang dinilai strategis serta penugasan khusus dari presiden dan wakil presiden untuk menyelesaikan dan/atau memberikan saran atas langkah-langkah yang harus diambil dalam waktu cepat.

Apa motto hidup Dita?

Saya sangat menikmati perkerjaan saya karena hal ini sejalan dengan filosofi dan motto hidup saya, untuk berkontribusi dan membawa perubahan positif bagi banyak orang. Di mata saya pendidikan adalah kunci untuk memajukan bangsa. Pemerataan dan akses pendidikan adalah dua hal penting yang sangat berkaitan  dengan  masa depan bangsa Indonesia. Sepintar-pintarnya seseorang, tidaklah berguna ketika orang tersebut tidak memiliki integritas dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa.

Menurut Dita, siapakah pemimpin itu?

Seorang pemimpin akan menginsipirasi dan memberikan contoh how to do the right things atau yang lebih dikenal dengan nama lead by example (memimpin dengan contoh). Saya termasuk orang yang memiliki pandangan, Good deeds will return, kita akan semakin kaya ketika kita ‘memberi’ dan berbagi dengan sesama. Setiap orang memiliki kelebihan, maka temukanlah kelebihan dan passion kita, kembangkan untuk dibagi dan disebarkan kepada lingkungan sekitar anda.  Baru-baru ini, saya mendapat penghargaan Youth Caring  Professional Award dari Martha Tilaar Group atas prestasi dan kontribusi saya terhadap masyarakat. Saya juga mendapat kehormatan untuk menjadi Brand Ambassador Caring Colors dari Martha Tilaar.

Apa cita-cita Dita dalam jangka panjang?

Untuk long term-nya saya berharap bisa menjadi sosok yang bisa mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Saya bertekad suatu saat nanti generasi muda Indonesia akan bangga menjadi bangsa Indonesia. So, it’s common to hear, I’m Proud to be an Indonesian! (sehingga akan menjadi pernyataan umum, saya bangga menjadi orang Indonesia). Awali kesuksesanmu dengan bermimpi, wujudkan dengan pengorbanan tulus (bekerja keras dan cerdas), dan serahkanlah hasilnya kepada Tuhan.

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!