Kampusgw.com

Menu

Kurang Mampu Bukan Alasan, Tapi Tantangan

Orang bijak seringkali mengingatkan kita bahwa kesuksesan bukanlah hasil dan tujuan, akan tetapi sebuah proses. Maka tidak salah jika banyak orang mengatakan bahwa kesuksesan itu berharga relatif. Artinya setiap orang memiliki standar kesuksesan masing-masing. Apapun standar kesuksesanmu, semuanya bermuara pada hati nurani. Dan diawali dengan mengenali diri sendiri. Orang yang mengenali diri sendiri biasanya mampu mengontrol emosi dan mendayagunakan segenap potensi yang dikaruniai Tuhan.

Tiada gunanya meratapi nasib. Lebih baik menyalurkan hobi. Orang-orang yang lebih dahulu meraih kesuksesan biasanya meniti karirnya dari hobi. Ya, barangsiapa menjalankan pekerjaan setulus dengan mencurahkan hobi, maka pintu-pintu kesuksesan sudah berada didekatnya. Berikut adalah sepetik kisah hidup dari “Inong Aceh”, Fairuziana Humam. Apa dan siapa Fairuz?

Dimana dan kapan Anda dilahirkan?

Banda Aceh, 4 Maret 1989

Prestasi terbesar di masa SD?

Belum ada prestasi yang menonjol di masa SD, karena masa adaptasi dan eksplorasi (apalagi aku pernah pindah sekolah). Saya paling suka baca puisi dengan mengikuti lomba baca puisi. Ibukulah yang mengajariku membaca puisi karena beliau jago. Aku masih ingat pernah juara 2 lomba baca puisi “99 Nama Tuhan Kami karya Emha Ainun Najib” haha.

Prestasi terbaik di masa SMP?

Masuk SMP, aku melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 (MTsN) Banda Aceh. Di provinsi ini SMPN memang jauh kalah pamor daripada MTSN. Di masa ini aku mulai belajar public speaking. Biasanya aku lakukan di depan cermin layaknya Bung Karno. Berkat buku pengembangan diri berjudul 7 Habits of Highly Effective Teens, kepercayaan diriku tumbuh. Alhasil, aku menyabet juara I lomba sinopsis se-kota Banda Aceh, Juara III beregu lomba cerdas cermat berbahasa Inggris, dan juara I try out Ujian Akhir Nasional. Beberapa prestasi ini termotivasi oleh kakak kelas yang karena prestasinya menjadi legenda di sekolah.

Pengalaman organisasiku dimulai dengan menjadi ketua bagian sosial OSIS yang sering meminta sumbangan ketika ada saudara/kerabat teman yang meninggal. Posisi ini melatihku untuk berbicara di depan banyak orang. Di bidang ekstrakurikuler, aku termasuk orang yang selalu membuat gebrakan atau kreativitas. Karena aku memang selalu ingin beda. Walaupun tidak pernah meraih juara pertama, tiga tahun berturut-turut aku masuk dalam kelas unggulan/favorit.

Pengalaman paling berkesan di jenjang SMA?

Aku menjadi siswa SMAN Modal Bangsa, SMA terbaik se-Nanggroe Aceh Darussalam saat itu.
SMA berasrama tersebut melahirkan banyak alumni berprestasi, salah satunya adalah penyanyi tanah air, Tompi. Karena persaingan akademik yang sangat tinggi. Aku mencoba peruntungan di bidang bahasa dan seni. Alhasil, aku sempat mendapat juara II lomba bercerita (Telling Story) yang diadakan oleh English Club. Di SMA berasrama ini, aku belajar mengenal banyak karakter orang yang berbeda, sabar, dan kebersamaan. Aku juga menjadi tim inti paduan suara, drumband dan parodi. Waktu itu SMA ini tidak membuka jurusan IPA, namun aku tetap bersikukuh untuk mengambil jurusan Psikologi Universitas Indonesia setelah lulus. Di masa pendaftaran mahasiswa baru, aku sempat mendaftar jurusan Psikologi Universitas Gadjah Madha dan Universitas Indonesia, keduanya gagal. Namun tekadku tetap bulat, hingga akhirnya aku masuk menjadi mahasiswa Universitas Syiah Kuala di jurusan Psikologi (angkatan pertama jurusan ini).

Pengalaman terbaik ketika kuliah di Universitas Syiah Kuala?

“karena di dalam keberanian, ada keajaiban”. Itulah prinsipku sejak awal kuliah. Karena sejak duduk di bangku MTsN sudah bercita-cita mengambil jurusan Psikologi, semangat belajarku di sini semakin menjadi-jadi. Alhasil, IPK nyaris 4 di semester 4. Mulai semester 5, aku mendirikan Himpunan Mahasiswa Psikologi bersama teman-teman. Disini aku belajar membangun jaringan, persuasi dan kepemimpinan. Tak sia-sia rupanya, aku dipercaya menjadi wakil pemberdayaan perempuan di fakultas dan wakil humas acara bhakti sosial yang pesertanya ribuan orang. Tak hanya itu, aku seringkali mengikuti konferensi nasional dan internasional sebagai pemakalah. Setelah mengikuti konferensi, aku selalu mengajak temanku untuk melakukan hal yang sama.

Bagaimana tips mengatur waktu di tengah kesibukan yang padat?

Bagiku, semakin sibuk, maka semakin berprestasi. Karena semakin hanyak kegiatan, ilmu teoritis dan praktis sama-sama didapatkan. Kalau cuma kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), justru aku sering menunda waktu. Intinya, semakin sibuk diriku, maka aku semakin menghargai waktu seoptimal mungkin. Yang lebih membantu lagi adalah dengan membuat agenda pribadi. Di agenda tersebut tergambar jelas daftar prioritas kegiatan yang harus ku selesaikan.

Apa prinsip hidup Anda?

Dulu, aku percaya dengan keajaiban, karena aku yakin akan mendapatkan keajaiban. Tapi lama-kelamaan aku sadar, dan menggunakan itu sebagai motto “kita gak akan menuai apa yang tidak pernah kita tanam” . Bisa benar-benar mendapatkan passion belajar justru ketika kuliah di jurusan Psikologi Universitas Syiah Kuala. Aku juga percaya dengan keberuntungan. Karena Lucky is Preparation meets Chance (keberuntungan adalah persiapan yang bertemu dengan kesempatan). Salah satu contoh nyata yang pernah ku alami adalah mengikuti program Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada (PPIK). Tiga tahun berturut-turut aku mengikuti seleksi ini. Tahun pertama urutan ketiga, tahun kedua urutan kedua dan tahun ketiga (2011) menjadi urutan pertama dan mewakili Nanggroe Aceh Darussalam bersama 32 wakil provinsi lain ke Kanada September mendatang. Sebenarnya tahun ini juga ada faktor lucky, karena yang mendapatkan peringkat pertama kelebihan umur, jadi secara otomatis aku menggantikannya. Intinya, aku memang bermental siap menang dan siap kalah. Tapi yang jelas, aku tak takut kekalahan dan kegagalan, karena kesuksesan itu adalah proses, bukan hasilnya yang dicari. Dalam mengikuti sebuah lomba, aku selalu berprinsip: if we try earlier, the achievement will come sooner (jika kita mencoba lebih dahulu, maka prestasi akan datang lebih segera).

Seberapa penting pengalaman organisasi membentuk karakter Anda?

Di organisasi aku belajar berkomunikasi dengan orang banyak. Organisasi memang tempat paling cocok untuk trial and error (mencoba walau mendapatkan kesalahan). Sepintar apapun kita, tak akan dapat membawa perubahan jika tak berpengalaman di dunia organisasi. Tak harus menjadi orang pintar, tapi seyogyanya menjadi pembelajar.

Siapa tokoh idola/favorit yang menginspirasi Anda? Mengapa?

Ayahku. Beliau adalah akademisi top sekaligus politisi yang disegani. Karena dua peran tersebut, beliau terpandang di kampong sampai pelosok. Beliau ilmu dan pengalamannya melangit, tapi bisa bergaul membumi.  Ayah mengajariku untuk menjadi world citizen (warga dunia) dengan harus mengingat akar budaya leluhur. Ayahku berasal dari keluarga miskin (kurang mampu). Beliau pernah mengalami sendiri, membelah sebulir telur untuk dibagi dengan sembilan saudara kandungnya. Beliau juga seringkali menjadi buruh gembala kerbau dan sawah orang lain di masa kecilnya. Kerja keras beliau menginspirasiku.

Apakah punya pengalaman kerja sambil kuliah?

Tentu dong. Aku menjadi penyiar sekaligus produser di Radio Antero FM. Ketika aku bergabung, radionya baru saja didirikan. Awalnya, aku sama sekali tak mengerti sistim kerjanya, namun karena aku mau belajar, akhirnya berjalan juga. Aku belajar dan bekerja totalitas, mula dari menyiapkan tema, menghubungi narasumber, membuat naskah, dan mengawasi jalannya program. Disini aku belajar membangun jaringan dan komunikasi interpersonal. Karena aku adalah karyawan paling muda, pihak manajemen radio selalu mengandalkanku di berbagai acara. Yang terpenting aku tahu dunia kerja di lapangan: berpikir cepat, kreatif, dinamis, dan humanis.

Apa pelajaran yang dapat dipetik dari tsunami Aceh tahun 2004?

Tsunami adalah momentum lahirnya perdamaian antara Aceh dengan Republik Indonesia setelah puluhan tahun berkonflik. Tsunami juga menjadi babak baru era keterbukaan Aceh terhadap komunitas internasional dan Indonesia.

Apa pesan-pesan Anda untuk anak-anak Indonesia?

Buat adik- adik, kenali apa yang kalian suka, dan kuasai semampu kalian. Fight for what is worth and walk your dream. Perjuangkan sesuatu yang kalian tahu pantas untuk diperjuangkan. Tak semua orang bakal mengerti apa kemauan kita, tapi kalau kita tidak berhenti, kita pasti sampai. Dari imajinasi bisa jadi nyata, kakak sudah sering membuktikannya. Kalian pasti akan menuai apa yang kalian tanam. Beasiswa itu banyak sekali, karena orang pintar itu aset, siapapun mau membiayai orang yang mau sungguh-sungguh. beasiswa itu tersedia bagi yang pantas.

Kurang mampu bukan alasan, tapi tantangan. Kurang mau (berusaha) itu yang masalah, hehehe. Kata ayah kakak, orang rajin bisa mengalahkan orang pintar loh. Kalau cepat memulai pasti kalian akan cepat mendapat, dan itu bukan soal mampu atau tidak mampu, tapi mau atau tidak mau. Yang membedakan orang bisa melewati tembok tantangan hanyalah kemauan saja. Go for your dream, proses akan membawa kalian pada tempat yang kalian impikan 🙂

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!