Kampusgw.com

Menu

Meluruskan Niat Kuliah

Kuliah bukan sekedar upaya mengisi waktu luang. Bukan pula semata-mata untuk mencari ijazah agar bisa diterima pada pekerjaan tertentu yang bermotif pangkat dan gaji. Lebih daripada itu, kuliah tidak berbeda jauh ketika kita berada di bangku sekolah. Perbedaannya apa yang kita pelajari di kuliah adalah hal yang sudah kita inginkan dengan berbagai macam alasan. Keinginan untuk menata masa depan merupakan kunci dalam memilih jurusan. Selain itu juga faktor lingkungan dan orang tua ikut berperan dalam membentuk pola pikir sehingga terinternalisasi orientasi kita dalam memilih jurusan saat ujian masuk.

Sebagai contoh melihat lingkungan kita yang dipenuhi orang dengan lulusan Teknik, namun di saat bersamaaan pula mayoritas keluarga menginginkan untuk memilih jurusan yang berhubungan dengan penyiaran, jurnalistik ataupun penulisan. Apa yang terlihat secara langsung lebih cepat diterima daripada memikirkan ulang hal tersebut. Latar belakang pendidikan Teknik dipandang lebih sukses karena cepat memiliki pekerjaan. Begitupula dengan jurnalistik, wartawan, penyiar televisi, sampai pembawa berita memberikan tawaran menggiurkan perihal lapangan pekerjaan.

Yang perlu disadari dan dipahami, kuliah tidak hanya tentang bagaimana dan pekerjaan apa yang nantinya kita dapatkan setelah lulus. Orientasi seperti itu menggiring pemikiran yang kita butuhkan hanyalah selembar kertas ijazah. Tak ubahnya seperti mesin robot, aktivitas kita akan terus terpola tanpa adanya sebuah pembaharuan yang kita lakukan. Jika hal tersebut terjadi sebetulnya kita tidak perlu kuliah. Mengikuti kursus kepelatihan saja sudah cukup.

Tips berikut adalah pesan bagi siapa saja yang akan kuliah. Pertimbangkan apa ekspektasi atau capaian untuk masa depan:

  1. Kenali dirimu sendiri lewat minat yang ingin kamu tekuni. Hakekatnya bahwa bangku kuliah yang diajarkan adalah ilmu pengetahuan. Sebuah pemikiran jika kita sudah mendapatkannya, diharapkan dapat melakukan pembaharuan terus menerus yang berguna bagi khalayak.

  2. Lingkungan dan orang tua memang memberi pengaruh kuat akan apa yang nantinya dipilih. Hal tersebut tidak salah. Namun yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi yang berkaitan dengan kampus yang menjadi tujuan, fakultas, jurusan sampai biaya dan kuota mahasiswa. Kumpulkan informasi selengkap mungkin.

  3. Pelajari kembali pelajaran di bangku SMA/SMU. Karena tipe soal sebenarnya menguji daya ingat dan kekuatan logika kita.

  4. Jangan malu untuk bertanya kepada mereka yang sudah kuliah dan lulus. Informasi dari mereka sangat berguna tentang bagaimana seluk beluk kampus sampai bagaimana agar waktu dan masa muda kalian tidak terbuang sia-sia.

  5. Perbanyaklah mencari bacaan umum yang tentunya berkaitan dengan hal-hal baru bagi kalian. Dunia kampus sangat luas. Di situ merupakan berkumpulnya orang yang berilmu dan ingin mengembangkan pengetahuan. Jadikan dirimu bagian dari perubahan, bukan yang mengikuti sebuah perubahan.

  6. Berbagai macam tipe mahasiswa ada di kampus. Dengan demikian pandai-pandailah kalian memilih teman. Lingkungan mempengaruhi bagaimana kita bersikap, cara berpikir serta membangun jaringan sosial yang dapat dimanfaatkan ke depan.

Dunia kuliah sangat jauh berbeda dengan sekolah. Suka dan dukanya tentu berbeda yang akan kalian dapatkan. Pengalaman penulis yang sedang menempuh pendidikan Jurusan Sosiologi beragam. Kelebihan yang dimiliki adalah Sosiologi dalam dunia kampus berbeda jauh dengan apa yang dipelajari di tingkat sekolah umum. Hal yang dipelajari meliputi pemikiran tentang realitas dunia yang saat ini sedang berjalan, tokoh-tokoh sosial sampai dengan merancang bagaimana tatanan sosial yang ideal. Duka yang dialami memang tidak akan mudah dalam mendapatkan pekerjaan yang umum. Pekerjaan yang biasanya tersedia menjadi peneliti, wartawan, konsultan, pengajar, penulis, kritikus, dll.

Bukan masalah yang besar bagi penulis. Karena hidup tidak melulu menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan pekerjaan, maupun hidup dalam zona kenyamanan (PNS ataupun karyawan). Jika kesulitan mendapatkan pekerjaan, cobalah untuk membuat pekerjaan dengan ilmu yang dimiliki. Penulis saat ini sedang menggiatkan social enterpreneurship. Ide tersebut tidak berbeda jauh dengan wiraswasta. Contoh yang mudah adalah medorong untuk melakukan orang atau kita mengupayakan untuk berinvestasi membuat sebuah lembaga pendidikan atau sejenis sekolah. Hal positif yang akan didapatkan adalah ilmu kita akan bermanfaat karena akan diwariskan kepada murid, laba, dan pengabdian masyarakat. Berarti bahwa hidup kita akan berguna bagi masyarakat secara luas. Mengawali hal tersebut dapat kita mulai dari sebuah komunitas dengan fokus kepada pendidikan. Memang kecil lingkup yang akan dikerjakan akan tetapi penekanannya ada pada kualitas dan bukan pada kuantitas (jumlah).

Esensi semua tentang kuliah selain kita dituntut memiliki skill khusus (spesialis), inovasi pemikiran, cara berpikir efektif dan efisien adalah bagaimana merubah suatu mindset (pandangan) untuk bisa lebih maju. Negara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Amerika, dan bahkan Jepang sekalipun bisa berkembang karena didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Institusi pendidikan memegang peranan penting untuk menopang negara sehingga muncul inovasi dan produk yang berguna secara global.

Saran penulis bagi teman-teman ialah mempertimbangkan secara matang sebelum menjatuhkan pilihan pada jurusan tertentu. Kendati faktor orang tua, lingkungan, teman, media cetak/elektronik pasti mempengaruhi pilihan kalian. Namun yang terpenting tujuan dan passion adalah prioritas. Kuliah bukan hanya sebatas mengejar selembar ijazah. Jika tidak dapat membuat perubahan bagi masyarakat dan hanya bagi diri sendiri, kalian belum berhasil dalam hidup. Rubahlah pola pikir kalian dengan memilih jurusan yang tepat dan bermanfaat.***

*Artikel ini ditulis oleh Rahmat Fauzi Saleh, Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi Universitas Indonesia 

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!