Kampusgw.com

Menu

Petuah Mahasiswa Berprestasi Nasional

Masa perkuliahan memang sangat disayangkan untuk dilewatkan begitu saja.  Masa ini adalah  masa transisi dari dunia remaja ke dunia kerja yang menuntut profesionalitas. Di masa  ini pula setiap mahasiswa dapat beraktualisasi diri sesuai dengan minat dan bakatnya. Mulai dari ranah akademis dan akademis, individu maupun kelompok. Singkat kata, mahasiswa harus berprestasi sesuai dengan bidang masing-masing. Lalu, siapa yang disebut mahasiswa berprestasi itu? Apakah mahasiswa yang meraih IPK 4 tapi tak pernah ikut andil berorganisasi? Apakah mahasiswa yang setiap hari berdemo dan berlagak aktivis namun nilai akademisnya hancur? Apakah mahasiswa yang sibuk dengan unit kegiatan  yang ditekuninya? Memang, definisi mahasiswa berprestasi masih diperdebatkan.

Kementerian Pendidikan Nasional sendiri mendefinisikan bahwa Mahasiswa Berprestasi adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi, baik akademik maupun non akademik, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bersikap positif, serta berjiwa Pancasila. Berikut adalah petikan wawancara dengan Mahasiswa Berprestasi Universitas Sriwijaya Palembang tahun 2011, Desi Oktarina. Sesibuk dan sepandai apakah dia?

Dapatkah Desi ceritakan pengalaman organisasi/prestasi/akademik terbaik di jenjang SD?

Jujur ya, saya bukan orang yang berprestasi sewaktu SD. Dari kelas 1 sampai kelas 6, saya hanya pernah satu kali masuk ranking 10 besar, dan itu pun ranking 10. bagi saya, itulah prestasi tercemerlang yang bisa saya raih sewaktu SD. Dulu, saya sangat kagum dengan teman-teman saya yang bisa masuk 3 besar, sekaligus iri juga karena saya bukan tergolong orang yang pintar. Tapi bagaimanapun juga, saya ini tipe orang pemimpi. Meskipun saya bodoh, saya terus bermimpi bahwa suatu saat saya akan menorehkan prestasi yang luar biasa dan menjadi seorang dokter yang sukses dunia akhirat.
Dapatkah Desi ceritakan pengalaman organisasi/prestasi/akademik  terbaik di jenjang SMP?

Baiklah, sebenarnya disinilah titik loncat saya. Disinilah saya bermetamorfosis dari Desi yang biasa-biasa saja, menjadi Desi agak sedikit tidak biasa, hehe. Awalnya, saya bersekolah di SMPN 4 Palembang. Sebenarnya, saya tidak ingin bersekolah disana. Saya ingin bersekolah di SMPN 9 Palembang, yang merupakan salah satu SMP unggulan di Palembang. Tapi apalah daya, orang tua saya menyuruh saya ikut tes di SMPN 4 Palembang karena tidak yakin saya bisa masuk SMP 9. Alhamdulillah saya lulus tes masuk SMP 4 Palembang, tapi hati saya belum sepenuhnya menerima. Sewaktu hari pertama masuk sekolah, orang-orang begitu ceria dan tersenyum dengan lebar, tapi tidak halnya saya, saya malah diam saja, tanpa ada niat untuk berkenalan dengan teman-teman lain dan sebagainya.

Tiba waktunya untuk pelajaran Fisika. Anehnya, setelah panjang lebar guru tersebut menjelaskan (dan tentunya saya tidak begitu memperhatikan dan tak mengerti), guru tersebut langsung minta ujian bab 1 (bab 1 memang tidak terlalu banyak materinya) dan kami hanya diberi waktu 10 menit untuk belajar. Saya sih tidak niat belajar, tapi tunggu dulu, teman-teman sekelas saya pada sibuk buka buku, dan menghafal. Saya jadi berpikir, saya baru disini, orang-orang belum tahu kalau saya ini tidak terlalu pintar, jadi apa salahnya mencoba belajar, siapa tahu beruntung dan dapat nilai besar. So, akhirnya saya coba belajar dan menghafal dengan sekuat tenaga dalam sisa waktu yang diberikan oleh guru tersebut. Daaaannn, ternyata saya mendapat nilai paling besar diantara teman-teman yang lain. Disitulah saya sadar, bahwa saya hanya perlu berusaha lebih kuat, belajar lebih kuat, untuk dapat meraih apa yang saya inginkan. Dan pada akhirnya, saya berhasil meraih juara 1 berturut-turut dari kelas 1 sampai 3 SMP. Di kelas 2, saya pindah ke SMPN 10 Palembang karena suatu alasan. Dan alhamdulillah di SMP 10 Palembagn pun saya masih dapat mempertahankan prestasi saya, dan vmalah menjadi juara umum kedua pada kelas 2.
Dapatkah Desi ceritakan pengalaman organisasi/prestasi/akademik terbaik di jenjang SMA?

Awalnya, saya sangat ingin masuk SMA plus negeri 17 Palembang, karena merupakan SMA unggulan yang sangat ternama di Palembang. Orang tua pun sudah setuju apabila saya mengikuti tes disana. Tapi, ternyata biaya sekolah disana cukup mahal, dan orang tua saya tidak mampu untuk menyekolahkan saya disana. Akhirnya saya tidak jadi ikut tes disana, dan mengikuti tes di SMA rayon saya. Alhamdulillah saya masuk SMAN 6 Palembang. Memang Allah selalu memberi hikmah atas apa terjadi dalam hidup hamba-Nya. Meskipun saya tidak masuk SMA unggulan, tapi di SMAN 6 inilah saya mengenal Islam yang sesungguhnya, dan saya pun mulai tedidik dengan suasana islami disana karena SMAN 6 merupakan salah satu SMA yang terunggul dalam bidang Iman dan Taqwa.

Di SMAN 6, alhamdulillah saya dapat memperoleh juara umum 1 berturut-turut dari kelas 1-3 SMA. Tidak hanya itu, saya juga sering dikirim untuk mewakili sekolah dalam beberapa ajang lomba. Beberapa lomba yang berhasil saya menangkan, diantaranya adalah juara 2 siswa berprestasi tingkat kota Palembang, juara harapan 2 lomba karya tulis dan diskusi provinsi Sumatera Selatan, juara 1 MTQ tingkat SMA, juara harapan 1 lomba browsing internet, dan finalis penelitian ilmiah Toyota Eco Youth Program se-Indonesia. Saya juga aktif di beberapa organisasi, seperti KIR, ROHIS, Nasyid, dan lain-lain.


Dari sekian banyak organisasi yang pernah Desi ikuti, mana yang paling berkesan dan membentuk karakter? Mengapa?

ROHIS SMAN 6 Palembang.  Ini adalah organisasi pertama yang saya geluti. Meskipun saya bukan pemain utama di organisasi ini, tapi banyak hal yang bisa saya pelajari selama menjadi anggota ROHIS. Saya belajar melalui melihat. Melihat teman-teman saya menjadi ketua pelaksana kegiatan, rapat disana-sini, pembagian tugas, menyusun program kerja departemen, dan lain-lain. Wawasan mengenai dunia organisasi mulai terbuka disini.
Dari sekian banyak prestasi yang pernah Desi raih, mana yang paling berpengaruh dalam kesuksesan/karir Anda hari ini? Mengapa?

Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Nasional dalam Scientific Atmosphere 2010 di Universitas Udayana, Denpasar Bali. Saya sangat menyukai keilmiahan. Sewaktu saya duduk di bangku SMA, saya ingin agar ketika memasuki kuliah, saya dapat aktif di dunia keilmiahan kampus. Tapi kenyataannya lebih sulit. Sewaktu saya baru masuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, saya malah merasa bahwa kehidupan organisasi ilmiah disana masih sangat minim. Para mahasiswa tidak tertarik dalam penelitian dan penulisan ilmiah. Kegiatan-kegiatan ilmiah pun sangat kurang. Bila ada informasi mengenai kompetisi penulisan ilmiah, para mahasiswa acuh dan tidak tergerak untuk mengikuti kompetisi tersebut. Disanalah hati saya tergerak. Saya ingin membuat kehidupan ilmiah di fakultas saya ini terasa detaknya di hati setiap mahasiswa.

Pada awal tahun 2010, saya mendapat info lomba karya tulis yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, itu info lomba ilmiah pertama yang saya dapati setelah berkuliah sejak tahun 2008. Saya pun memberanikan diri untuk mengikuti lomba tersebut. Teman-teman saya tidak ada yang berminat dan saya merupakan satu-satunya perwakilan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang mengikuti lomba tersebut. Alhamdulillah ternyata saya lolos menjadi finalis dan diundang di babak final. Disanalah saya mendapat inspirasi mengenai kehidupan ilmiah kampus yang sebenarnya. Saya bertukar cerita dengan teman-teman finalis yang kehidupan ilmiah di kampusnya sangat aktif. Dan yang lebih mengejutkan lagi, saya berhasil memboyong juara 2 pada ajang tersebut, padahal sebelumnya saya tidak yakin bisa masuk 3 besar diantara finalis-finalis super hebat.

Setelah saya pulang dari kegiatan tersebut, saya mendapatkan beberapa gambaran mengenai beberapa hal yang harus saya lakukan untuk menghidupkan suasana ilmiah di kampus.  Apalagi saya memegang jabatan yang cukup strategis, yaitu Kepala Departemen Pendidikan dan Profesi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Saya juga ketagihan dalam mengikuti lomba-lomba ilmiah. Setelah lomba itu, saya mengikuti banyak lomba lain dan ternyata juga banyak menuai kemenangan.
Bagaimana cara mengatur waktu antara kuliah dan kerja paruh waktu/magang/organisasi?

Pagi sampai sore untuk kuliah dan organisasi, lalu malamnya untuk belajar., terkadang juga untuk tugas organisasi yang belum selesai.


Apa prinsip/moto hidup Desi?

“Orang-orang yang berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, tapi mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya”
Seberapa penting pengalaman organisasi membentuk karakter Desi?

Sangat penting. Sebagian  besar karakter saya malah dibentuk pada saat saya berorganisasi.


Siapa tokoh idola/favorit yang menginspirasi  Desi? Mengapa?

Nabi Muhammad SAW, karena tidak ada sifat buruk dalam pribadi beliau. Beliau pemimpin yang dicintai rakyatnya, suami dan ayah yang diidolakan keluarganya, dan banyak menginspirasi orang dari berbagai zaman.
Pernahkah Desi bekerja paruh waktu/magang/freelance ketika masih duduk di bangku kuliah?

Pernah, saya pernah menjadi tukang jual buku, ikut bisnis MLM (Multi Level Marketing), dan sebagainya. Ya apapun, biar bisa bantu biaya kuliah  kedokteran yang notabenenya sangat mahal.


Pernahkan Desi mendapatkan beasiswa?Kapan? Siapa yang memberikan? Apa triks dan tipsnya?

Ya, beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari Universitas Sriwijaya. Saya mendapat beasiswa itu dari tahun pertama sampai sekarang.  Tips dan trik? ikuti saja persyaratan yang tertera,  terutama  mengoptimalkan IPK.
Apa arti kesuksesan menurut Desi?

Ketika kita dapat membawa manfaat bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk banyak orang secara luas.
Apa arti kepemimpinan menurut Desi?

Seorang pemimpin yang baik bukan hanya pemimpin yang mampu mencapai target dari setiap kegiatan yang direncanakan, melainkan juga seorang yang mampu berkerja dengan tim yang tepat. Tim yang tepat bukan hanya tim yang dapat mencapai target dengan baik, melainkan juga tim yang mampu mendukung sang pemimpin dalam banyak hal, khususnya pengambilan keputusan. Dan pada akhirnya, sebuah kerja keras pasti akan membuahkan hasil yang terbaik, apalagi jika diiringi dengan niat yang ikhlas.
Kenapa Desi mengambil jurusan Kedokteran? motivasinya?

Latar belakang keluarga saya dari bidang kesehatan, saya juga sangat berminat dalam bidang kedokteran, bahkan sejak saya masih TK.  Menjadi seorang dokter adalah impian saya yang pertama dan satu-satunya sejak saya masih kecil. Bagi saya, dokter merupakan profesi yang sangat mulia karena kemanfaatannya dapat dirasakan secara langsung bagi orang yang sangat membutuhkan.
Desi Pernah ikutan BEM FK UNSRI, FKIA, MEDIFKA, BPPM IBNU SINA, FULDFK. Bisa diceritakan satu persatu, apa saja kegiatannya? Bagaimana cara mengaatur waktunya?

Wah, kegiatannya buanyaak buangeeets, gak akan cukup saya tuliskan disini. Salah satu kegiatan yang sangat berkesan, yang saya sendiri menjadi ketua pelaksananya, adalah kegiatan Sriwijaya Medical Scientific Olympiad (SMSO) 2010. Kegiatan ini dirintis bersama dengan anggota BEM FK UNSRi periode 2009-2010. Kegiatan ini merupakan kegiatan ilmiah nasional perdana di FK UNSRI. Berat memang untuk mengadakan kegiatan semacam ini di kampus yang suasana ilmiah mahasiswa nya kurang mendukung. Tapi saya bersyukur, melalui kegiatan ini, banyak mahasiswa yang mulai tertarik dan melek dalam bidang ilmiah. Dan sekarang, kegiatan ini menjadi kegiatan rutin bagi BEM FK UNSRI. Cara atur waktunya ya memang agak sulit, tapi sulit bukan berarti tidak bisa dilaksanakan, pintar-pintar kita menyesuaikan kebutuhan dan waktu yang ada.

Desi kan menjadi Mahasiswa Berprestasi Universitas Sriwijaya. Apakah Desi terbebani dengan status ‘Mapres’?

Alhamdulillah saya tidak terbebani sama sekali. Tahun lalu saya juga mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi tingkat universitas, tapi hanya juara 3. Satu tahun saya mempersiapkan dan mematangkan diri, dan akhirnya berhasil meraih juara 1 tingkat universitas dan akan maju ke tingkat nasional.
Apa pesan-pesan Desi untuk teman-teman SMA yang kurang mampu namun ingin kuliah melalui beasiswa?

Kurang mampu bukanlah halangan untuk kalian meneruskan cita-cita kalian hingga ke jenjang tertinggi. Universitas tentu menyiapkan banyak beasiswa untuk mahasiswa yang memiliki keinginan kuliah tinggi, namun kurang mampu. Selama kalian dapat menjaga niat kalian dan diiringi dengan usaha yang optimal, insyaAllah beasiswa tersebut akan terus mengalir hingga kalian lulus kuliah, amin.

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!