Kampusgw.com

Menu

Ambil Jurusan HI? Udi Samanhudi: Pejuang Pendidikan Dari Tanah Banten  

            Tidak semua orang mau menjadi dosen. Mungkin karena konon gajinya tak seberapa. Bisa juga berderet alasan lain. Itu mengapa biasanya lulusan terbaik dari kampus-kampus terkemuka lebih memilih menjadi karyawan di perusahaan multinasional, firma konsultasi, atau menjadi wirausahawan.

Orang yang memilih dosen sebagai profesi biasanya murni ingin mengabdi. Pasalnya, mereka rela berkorban dengan tanggungjawab yang begitu besar meski dengan tunjangan tak seberapa. Mereka didorong oleh passion yang menggebu-gebu untuk mengembangkan anak didik. Mereka tidak menjadikan alasan materi sebagai prioritas dalam hidupnya.

Dosen keren ialah yang mampu menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dari mengajar, meneliti, dan mengabdi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan dedikasi luar biasa agar apa yang dilakukannya bisa seimbang.

Problematika yang selama ini terjadi ialah minimnya penghasilan dosen. Sehingga, sebagian besar di antara mereka habis waktunya untuk mengajar, mengajar, mengajar. Mereka sulit berkembang karena tidak mau meneliti dan menerbitkan temuannya di jurnal-jurnal internasional. Sebagian lain, hanya menjadikan dosen sebagai “status” dengan mengajar sesekali. Status dosen hanya dimanfaatkan untuk mencari proyek-proyek yang biasanya kongkalikong dengan pemerintah hingga swasta.

Kabar baiknya, masih ada dosen-dosen keren yang tidak mementingkan diri sendiri. Mereka rela berkorban siang dan malam untuk bisa menebar manfaat kepada orang lain. Mereka mati-matian untuk tidak hanya bisa mendidik. Tapi juga bisa menginspirasi, memotivasi, dan menjadi “teladan” bagi anak didiknya.

Tamu kita kali ini adalah Udi Samanhudi. Seorang dosen  muda dari Tanah Banten. Jebolan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini sehari-hari dipercaya sebagai dosen Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau yang lebih dikenal dengan UNTIRTA. Sebuah kampus yang terletak di Serang, Ibukota Provinsi Banten.

Saat ini Udi Samanhudi merupakan mahasiswa doktoral di Inggris.  Lebih tepatnya di Queen’s University of Belfast jurusan TESOL. Seperti apa sharing seorang Udi Samanhudi kepada teman-teman Kampusgw.com? Simak nukilan wawancara berikut ya.

 

Siapa nama lengkap Bapak?

Udi Samanhudi.

 

Apa kesibukan Bapak sehari-hari?

Saat ini kebetulan saya tengah dalam tugas belajar menyelesaikan studi PhD in TESOl di Queen’s University of Belfast, Inggris. Sebagai mahasiswa PhD kegiatan saya lebih banyak didominasi oleh kegiatan menulis dan mengikuti berbagai jenis konferensi, training dan seminar yang relevan dengan penelitian saya dalam bidang writing for International Publication.

 

Apakah cita-cita Bapak di masa kecil?

Awalnya saya sangat tertarik dengan dunia diplomasi dan sempat bercita-cita untuk menjadi seorang diplomat. Keinginan untuk menjadi diplomat juga didorong oleh keterampilan komunikasi yang menurut saya saat itu menjadi satu kelebihan yang saya miliki termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa asing dan Jepang (sedikit).

Tapi restu orang tua lebih kepada dunia pendidikan sehingga bapak saya mengarahkan saya untuk menjadi pendidik dan akhirnya memutuskan untuk memilih jurusan pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta di tahun 2001 s/d 2005 sampai akhirnya saya diterima sebagai dosen PNS di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten yang kebetulan saat itu resmi “dinegerikan” oleh pemerintah seiring dengan perubahan status Banten sebagai provinsi baru di Indonesia.

 

Sebenarnya, apa panggilan hidup Bapak?

Saya sangat tertarik dengan setiap jenis kegiatan yang bertujuan untuk membangun SDM. Saya sangat senang jika saya mampu membantu orang lain untuk menata hidup dan masa depan mereka. Dan, saya menemukan profesi dosen sebagai profesi yang tepat karena selain bergelut dengan unsur akademik seperti menulis, profesi ini juga memberikan saya ruang untuk menjadi ‘konselor’ bagi para mahasiswa yang sedang menata hidup dan masa depan mereka. Sederhananya, saya senang menjadi bagian dari solusi problematika orang lain.

 

Di usia berapa Bapak menemukan panggilan hidup?

Sejak SMA saya sudah memantapkan diri untuk menjadi seorang pendidik karena saat itu saya mulai sadar bahwa menjadi pendidik akan mendorong saya untuk terus belajar tidak hanya pada bidang yang saya geluti tetapi juga pada aspek personality sebagai seorang pendidik agar dapat menjadi role model yang baik.

 

Apakah Bapak pernah “mencicipi” profesi selain Dosen sebelumnya? 

Sejak kuliah S1 di UNY saya mengajar di hampir setiap jenjang pendidikan, SD hingga Sekolah Tinggi. Termasuk saat kerja di sebuah LSM di Jakarta peran saya adalah academic coordinator yang fungsinya meramu kurikulum pelatihan sekaligus menjadi tim pelaksana kegiatan pelatihan. Jadi hampir sebagian besar ‘profesi’ saya sedari awal memang di wilayah pendidikan.

 

Apa suka duka selaku dosen?

Sejauh ini saya sangat menikmati peran saya sebagai seorang dosen. Bagi saya, pekerjaan sebagai seorang dosen tidak hanya memberikan ruang untuk terus bertumbuh melalui berbagai kegiatan akademik tetapi juga kesempatan untuk beribadah melalui kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan minimal pada bidang yang saya geluti dan mahasiswa yang kebetulan hadir di kelas-kelas saya.

 

Sejak kapan Anda menjadi dosen?

Sejak tahun 2006, tepat 8 bulan saya lulus dari S1 saya. Saat itu penerimaan PNS terakhir untuk dosen bergelar S1.

 

Apa motivasi Anda menjadi dosen?

Agar saya selalu punya alasan kuat untuk terus belajar dan tidak meninggalkan ‘bangku sekolah’ yang selalu saya sukai dan penumbuh semangat hidup.J

 

Apa pengalaman paling mengesankan sejauh ini sebagai seorang dosen?

Berkeliling dari satu konferensi ke konferensi yang lain dan kegiatan bridging kerjasama antara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dengan beberapa kampus di luar negeri.

 

Kalau boleh tahu, siapa orang yang paling mempengaruhi kehidupan dan karir Anda sejauh ini?

Sebelum menikah bapak saya adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan saya sebagai seorang akademisi. Beliau menjadi sumber petuah untuk kehidupan akademik maupun non-akademik saya. Setelah menikah, istri saya menjadi orang berikutnya yang sangat support dengan profesi saya sebagai seorang akademisi.

 

Jika boleh tahu, buku apa yang paling mempengaruhi hidup Anda sejauh ini? Barangkali bisa menjadi referensi bagi teman-teman Kampusgw.com.

Semua jenis buku yang saya baca adalah spesial karena setiap buku menawarkan wacana dan perspektif yang berbeda dari penulisnya. So, tidak ada kesan bahwa satu penulis sangat istimewa dalam konteks budaya baca saya. To be honest.J

 

Dengan melihat usia Bapak sekarang ini, Anda telah mengantongi berbagai prestasi yang membanggakan. Sebenarnya berapa jam rata-rata Anda istirahat (tidur) setiap harinya?

Tidak ada yang istimewa dalam perjalanan karir saya sebagai seorang dosen atau akademisi. Jadi jam tidurpun normal seperti yang lain, 6-7 jam perhari hehe.

 

Apa kegiatan Anda di waktu luang?

Jalan-jalan dengan anak-anak. Atau karena saat ini kebetulan sedang jauh dari keluarga karena alasan tugas belajar, waktu luang lebih banyak saya gunakan untuk membaca di perpustakaan atau bersepeda keliling kota Belfast (hehe) dan pelesiran ke kota-kota lain di Inggris.

 

Kalau boleh tahu, apa sebenarnya passion Bapak?

Passion saya yang utama adalah BELAJAR. Saya senang menyelami sesuatu yang baru dan dunia yang baru untuk memperkaya perspektif saya akan banyak hal dalam hidup.

 

Di usia berapa Bapak menemukan passion?

Di usia 18 tahun saya sudah sangat senang dengan kegiatan mengajar. Saya mulai mengajar di masjid sebagai guru ‘ngaji’ dan mengajar Bahasa Inggris di tempat kursus untuk kelas anak-anak.

 

Anda dikenal sebagai mahasiswa S3 jurusan di Inggris. Bisa dijelaskan kepada Kampusgw.com, tips dan trik mendapatkan beasiswa LPDP ya!

Dua hal yang ditekankan oleh beasiswa LPDP yaitu leadership dan kejujuran. Keterampilan memimpin dalam konteks saya adalah kemampuan untuk memetakan masa depan yang kita maui dengan cara memilih apa yang akan kita pelajari dan dalami saat ini. Karena saya diamanahkan oleh negara untuk fokus pada bidang saya sebagai seorang dosen dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing, maka sedari awal saya meniatkan untuk istiqomah pada bidang ini sembari melihat berbagai jenis potensi yang ditawarkan oleh bidang yang tengah saya kaji ini di masa yang akan datang.

            Kejujuran didapat dengan cara menerima apa yang sudah dicapai dan dengan jujur melihat gap yang masih harus diperbaiki melalui kegiatan kuliah lanjut atau belajar mandiri.

 

Apa suka duka menjadi mahasiswa S3 di Inggris?

            Menjadi mahasiswa S3 dimanapun itu termasuk di Inggris artinya harus siap menjadi pembelajar yang mandiri. Di Inggris sendiri, mahasiswa PhD dianggap sebagai kolega dan bukan mahasiswa sehingga kita sendirilah yang bertanggung jawab dengan proses belajar yang kita tempuh.

            Yang menjadi tantangan bagi mahasiswa PhD di luar negeri terutama di Inggris biasanya pada kegiatan menulis akademik dengaan tuntutan critical thinking yang tinggi dan Bahasa Inggris akademik yang juga berstandar tinggi. Menulis Bahasa Inggris akademik umumnya tidak mudah dan butuh waktu untuk benar-benar bisa mengikuti standar yang diinginkan pihak departemen. Untuk saya sendiri, upaya pihak depertemen untuk meningkatkan keterampilan menulis kritis adalah dengan menyajikan sembilan modul yang harus diambil dalam waktu 1.5 tahun dan lima diantaranya wajib lulus. Setiap modul mensyaratkan essay sebanyak 5000 kata dan standar lulus atau tidak untuk setiap essay akan dinilai oleh tim tutor. Jika gagal, kami masih diberikan dua kali resubmission. Tapi jika kali ketiga resubmission masih juga dinyatakan gagal, maka kami harus legowo untuk ‘dipulangkan’.L.        Tapi jangan khawatir, biasanya karena tuntutan yang tinggi semangat kita untuk bisa pun naik berkali lipat dan semua akan terlalui dengan baik, insya Allah.

            Tantangan lain lebih pada makanan dan cuaca yang ekstrim. Setiap pagi di musim dingin, misalnya, saya harus berjalan ke kampus dengan guyuran salju dan hujan yang kadang membuat baju basah kuyup karena payung yang dipakai untuk melindungi badan rusak karena angin yang cukup kencang. Homesick juga jadi tantangan yang luar biasa karena jika rasa semacam seperti ini, motivasi untuk belajar biasanya agak menurun. Solusi yang biasa saya lakukan kalau rasa semacam ini datang adalah dengan banyak-banyak ‘mengasuh online’ kedua putra sayaJ dan kumpul dengan mahasiswa Indonesia yang lain untuk sekedar ngobrol dan masak makanan Indonesia sama-sama.

 

Mengapa Anda memilih Inggris sebagai negara tujuan S3?

Selain sistem pendidikan yang bagus, Inggris menawarkan panorama yang luar biasa. Berada di Inggris sama halnya menghidupi sebuah jaman yang telah terlalui berabad-abad silam. Suasana masa lalu terekam jelas dalam setiap detail bangunan yang ada di kota-kota di Inggris. Jadi belajar di Inggris kadang berasa liburan setiap hari hehe.

 

Apa saja sih yang dipelajari dalam program TESOL? 

            Kebetulan di Inggris hampir setiap departemen menwarkan konsep interdisipliner atau lintas disiplin dalam kurikulumnya. Jadi yang kami pelajari di TESOL misalnya, tidak hanya seputar Bahasa Inggris dan cara pengajarannya tetapi juga Pendidikan dalam konteks yang luas.  Misalnya, ada satu modul yang membahas tentang isu anak-anak yang terlibat dalam penelitian. Yang kami pelajari kemudian fokus pada jenis-jenis hak yang melekat pada mereka, hukum-hukum yang terkait dengan pelibatan anak dalam kegiatan penelitian serta aturan main yang diterapkan oleh PBB dalam konteks anak dan hak-haknya. Ada juga modul Education in Divided Society yang menawarkan kreatifitas berfikir tentang penerapan sebuah sistem pendidikan yang cocok pada masyarakat yang plural dan multi etnis seperti dalam konteks Indonesia.

 

Anda dikenal sebagai dosen Pendidikan Bahasa Inggris. Bisa diceritakan apa saja yang dipelajari di jurusan tersebut? 

            Jurusan Bahasa Inggris saat ini semakin berkembang mengikuti tuntutan pasar (peluang kerja) bagi para lulusannya sehingga banyak mata kuliah yang dianggap sudah ‘usang’ diganti dengan mata kuliah yang dianggap lebih ‘sesuai jaman’. Misalnya, sekarang muncul beberapa mata kuliah yang berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Ada juga Digital Literacy yang mengkaitkan antara literasi dengan praktek penggunaan ragam perangkat teknologi yang ada. Beberapa mata kuliah lain berusaha mengaitkan Bahasa Inggris dengan peningkatan keterampilan berpikir kritis terutama melalui kelas-kelas academic writing dan analisis wacana (Discourse Analysis).

            Beberapa mata kuliah juga difokuskan pada kegiatan kewirausaahaan sebagai calon sarjana pendidikan Bahasa Inggris seperti English for Business dan English for Tourism.

            Jadi, jangan membayangkan jurusan Bahasa Inggris seperti di tempat kursus yang hanya melatih mahaisiwa untuk terampil berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Di jurusan ini mahasiwa dididik tidak hanya untuk menguasai keterampilan berbahasa Inggris dalam berbagai konteks tetapi juga menjadi seseorang yang mampu berpikir kritis dan kreatif untuk menghadapi kehidupan setelah masa kuliah di universitas selesai.

 

Bagaimana prospek pekerjaan lulusan Pendidikan Bahasa Inggris? Apakah ada profesi lain yang cocok selain guru? 

            Idealnya lulusan pendidikan Bahasa Inggris memang menjadi tenaga pengajar di berbagai tingkat pendidikan sesuai minat dan kemampuan karena mereka memang dipersiapkan untuk pekerjaan dalam dunia pendidikan. Akan tetapi, kesempatan untuk menekuni profesi lainpun terbuka lebar. Banyak alumni Pendidikan Bahasa Inggris Untirta misalnya yang kini memilih berprofesi sebagai penerjemah di perusahaan, pegawai bank, dan bahkan berwirausaha.

 

Menurut Bapak, seorang Dosen yang baik itu seperti apa?

            Dosen yang baik menurut saya dalah dosen yang mau untuk terus belajar melalui kegiatan penelitian dan terbuka akan berbagai perubahan yang terjadi termasuk dalam bidang yang digelutinya. Selain motivasi untuk terus belajar terutama melalui kegiatan penelitian, dosen yang baik juga seharusnya mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki baik melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun melalui kegiatan menulis.  Dosen yang baik juga adalah dosen yang mampu mengepakkan sayapnya dikancah internasional dan memiliki jaringan di luar negeri yang juga baik.

 

Mahasiswa yang baik itu seperti apa menurut Anda?

Mahasiswa yang baik menurut saya adalah mahasiswa yang mampu mengelola waktu dengan baik sehingga tahu kapan waktu yang tepat untuk belajar dalam konteks akademik maupun non akademik seperti melalui kegiatan berorganisasi kemahasiswaan.

 

Apa pesan-pesan Bapak bagi para generasi muda yang ingin menjadi Dosen?

Menjadi dosen artinya menjadi pembelajar sepanjang hayat. Jadi, siapkan mental untuk terus belajar bahkan sampai di usia yang tidak muda lagi J. Selain itu, menjadi dosen artinya menjadi seorang peneliti dan penulis. Untuk mampu mengembangkan kedua keterampilan ini diperlukan komitmen yang kuat dan rasa percaya diri yang tinggi untuk terus memperbaiki kedua keterampilan tersebut. Dan, seorang dosen juga harus mampu membuka jejaring yang luas untuk membuka akses kolaborasi baik dengan dosen lain di dalam negeri maupun di luar negeri.

 

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!