Dulu di zaman purba, orang sudah bisa bahagia ketika mampu makan dan minum. Di era selanjutnya, orang bahagia ketika memiliki tempat tinggal tetap meski seadanya. Dan kini, apa yang membuat manusia bahagia mungkin telah berubah jauh seiring dengan meningkatnya ekspektasi.

Lantas, sebenarnya apa yang membuat kita bahagia? Apakah tumpukan harta? Ketenaran? Atau kekuasaan?

Yang pasti, kebahagiaan bersifat relatif. Setiap orang memiliki parameter berbeda-beda. Itu mengapa parameter kebahagiaan bersifat personal. Sehingga, tidak layak diperbandingkan.

Bisa jadi yang membuatmu bahagia adalah senyuman orang lain karena yang kamu lakukan. Bisa jadi yang membuatmu bahagia adalah tercapainya semua keinginan. Bisa jadi yang membuatmu bahagia adalah kesenangan yang terus datang.

Yang perlu diingat, setiap orang di dunia mengejar apapun yang dianggap bisa mendatangkan kebahagiaan. Dapat diterjemahkan dengan pangkat, martabat, uang, kedudukan, atau lainnya.

Yang perlu disadari, kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri. Bukan bergantung pada orang, benda, atau kejadian eksternal.

Bahagia sejatinya ialah pilihan. Karena ia bergantung dari bagaimana kita menanggapi apa yang terjadi di luar diri kita.

Lantas, apakah kamu sudah tahu apa yang membuatmu bahagia? Apa definisi bahagia menurut dirimu? Yang pasti, kenalilah siapa dirimu. Sadari apa yang kamu inginkan. Dan kejarlah apa yang membuatmu bisa mendatangkan kebahagiaan. Selamat mencoba.

Sumber gambar: http://tns.thenews.com.pk