Alasan orang mengundurkan diri memang beragam. Dari ketidakcocokan dengan atasan, budaya kerja, gaji, lingkungan, jarak rumah dengan kantor, melanjutkan pendidikan, hingga ketidaksesuaian dengan passion.

Setiap orang bisa dengan mudah mengundurkan diri. Tapi, belum tentu semua orang mampu mengundurkan diri secara elegan.

Orang yang cerdas keluar di saat yang tepat. Namun orang yang kurang bijak, mengundurkan diri di saat yang “kurang menguntungkan”.

Nah, seperti apa sih etika mengundurkan diri yang baik? Simak tips dan trik resign yang elegan ala Kampusgw.com berikut.

Gali alasan mengapa Anda mengundurkan diri. Tanyakan lagi berkali-kali apakah resign merupakan pilihan terbaik? Jangan mengundurkan diri karena dorongan emosi. Pikirkan segala konsekuensinya. Jika memang resign opsi paling bijak, jalanilah.

Bicarakan langsung keputusan resign Anda dengan atasan. Jangan sebarkan keinginanmu resign kepada rekan kerja sebelum menghadap atasan. Katakan dengan jujur keinginanmu secara lisan. Juga dalam bentuk tertulis.

Setiap perusahaan memiliki aturan berbeda mengenai periode pemberitahuan. Namun, pada umumnya pada periode dua minggu, satu bulan, hingga tiga bulan. Intinya, ikuti saja aturan yang berlaku.

Jika Anda telah mengajukan resign dan disetujui atasan, selamat! Yang harus diingat, Anda harus tetap bekerja secara profesional hingga hari terakhir. Jangan asal-asalan ya.

Jika Anda belum mendapatkan pekerjaan baru, sebaiknya jangan mengundurkan diri dulu. Kecuali jika Anda ingin berbisnis sendiri. Pasalnya, jika Anda terburu-buru keluar sebelum mendapatkan pekerjaan pengganti, justru pewawancara (HR) akan mempertanyakan keputusan Anda.

Sumber gambar: indiafilings.com