Kampusgw.com

Menu

Ketika Relawan Berbagi

Muda, cantik, dan pintar, adalah tiga kata yang  tepat untuk menggambarkan sosok Naimah. Gadis yang baru saja lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini memiliki segudang pengalaman untuk dibagi. Ia adalalah sosok pemudi yang sangat peka terhadap masalah sosial. Menjadi relawan tidak dapat dilepaskan dari keseharaiannya. Baginya, sukses adalah membuat orang lain sukses. Semasa kuliah, ia aktif berorganisasi, bekerja paruh waktu dan kuliah. Siapa sosok Naimah sebenarnya? Berikut adalah wawancara penulis dengannya:

 

 

Kapan Anda dilahirkan?
Aku lahir di Bogor, 25 Oktober 1990.

 

Pengalaman di masa SD?

Aku belum memiliki pengalaman yang “wah” di masa ini.  Bahkan, aku hampir tidak naik kelas karena jarang masuk. Aku cenderung aktif di bidang seni, salah satu pengalaman mengesankan adalah tampil memainkan Gamelan Sunda dalam rangka Hari Ulang Tahun Bogor. Bahkan, aku juga memberanikan diri untuk menari Jaipong dalam banyak pesta perkawinan. Aku pernah mengikuti seleksi “Siswa Teladan”, walaupun belum menjuarainya.
 

Pengalaman di tingkat SMP?

SMP lebih berkesan, aku mulai tertarik berkecimpung di bidang sastra. Aku pernah mendapatkan juara La Sastra, Lomba Cepat Tepat Bahasa Indonesia selama dua kali. Aku seringkali mewakili SMPN 2 Bogor untuk kegiatan sastra ke balaikota dan kota-kota lain di luar Bogor. Aku pernah mewakili Bogor dalam lomba mata pelajaran Biologi. Tak kalah penting, aku terlibat dalam OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan pernah ikut seleksi “Ketua OSIS” walaupun belum terpilih. Dapat dikatakan, tingkat SMP adalah masa keemasanku.

 

Pengalaman di jenjang SMA?

Bermodalkan prestasi di masa SMP, aku berhasil masuk kelas akselerasi (percepatan) di jenjang SMA, sehingga hanya butuh waktu dua tahun untuk menyelesaikannya. Aku belajar banyak hal di masa ini: organisasi, manajemen waktu, kepemimpinan, kerja keras dan cerdas dan sebagainya.
 

Pengalaman organisasi yang paling berpengaruh dalam hidup Anda?

Yang paling berpengaruh adalah ketika menjadi staf PSDM BEM FISIP UI (Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia). Ini adalah kesempatan pertama diriku dipercaya menjadi ketua pelaksana sebuah acara yang turut mengundang orang tua, dosen, dan dekan. Ini amat berharga karena aku masih duduk di semester 2.  Waktu itu aku menggarap Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM)  yang dapat dikatakan sebagai kompetisi ilmiah paling besar di Universitas Indonesia yang diikuti oleh 13 fakultas dan peserta lebih dari 1000 orang. Acara ini memakan waktu setidaknya 8 bulan untuk persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

 

Prestasi yang paling berharga?

Prestasi yang paling mengubah hidupku adalah ketika mengikuti seleksi “Mapres” (Mahasiswa Berprestasi) di FISIP UI. Kesempatan ini benar-benar menjadi titik penting dalam hidupku. Bahwa “Mapres” bukan hanya mengharuskan persyaratan untuk menjadi mahasiswa dengan segudang prestasi dan IPK setinggi langit, akan tetapi juga harus memiliki integritas, berkarakter dan jiwa sosial yang tinggi. Bertemu dengan para mahasiswa berprestasi benar-benar menginspirasi dan memotivasi diriku.

 

Bagaimana jurus membagi waktu?

Sederhana saja. Aku memiliki jadwal harian (to do list). Aku patuh terhadap jadwal itu. Karena aku sadar bahwa jika aku malas atau menunda waktu, aku akan sulit memenuhi target apapun.
 

Seberapa penting pengalaman organisasi itu?

Sangat penting. Organisasi membentuk karakter dan menempa kepemimpinanku.

 

Tokoh idola Anda?

Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina dan Pendiri Indonesia Mengajar. Beliau amat inspiratif. Beliau menerapkan Glocalization: berpikir global, bertindak dengan kearifan lokal. Aku juga terinspirasi oleh Nelson Mandela yang mengajarkanku terhadap arti perjuangan dan ketulusan dalam berbuat.
 

Pernahkan Anda bekerja sambil kuliah?

Tentu. Aku pernah mendapatkan pengalaman magang di Kiroyan-Partners and Business Consultant.
 

Pernahkah Anda mendapatkan beasiswa?

Pernah. Aku mendapatkan Beasiswa Sun Bright. Tips mendapatkan beasiswa sangat sederhana: persiapkan dengan baik, perhatikan persyaratannya dan kumpulkan lamaran tepat waktu.  

 

Apa arti kesuksesan menurut Anda?

Sukses adalah ketika aku mampu membuat orang lain “sukses”. Singkat kata, sukses adalah berbagi, baik dalam hal kebahagiaan, pengembangan diri, ekonomi, dan lainnya. Aku sadar, hidup hanya sekali dan waktu itu tak pernah kembali, sehingga aku mensyukurinya dengan berbagi terhadap sesama, aku tak tega dengan kepuasan diri sendiri. Sehingga, aku akan berbagi dengan orang lain walaupun dengan takaran sedikit. Yang terpenting adalah ketulusan.

 

Apa arti kepemimpinan menurut Anda?

Kepemimpinan adalah ketika kita mampu menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan.Pemimpin adalah mereka yang mampu mencetak pemimpin lainnya. Komunikasi adalah kajian yang sangat menarik, tanpa batas, dan kamu dapat belajar apapun dari satu pintu: komunikasi. Jadi, pemimpin yang baik harus mampu berkomunikasi dengan prima.

 

Pengalaman menjadi relawan?

Aku memang senang berbagi. Sehingga menjadi relawan adalah bagian dari hobiku. Aku pernah menjadi relawan meletusnya Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2010. Dengan menjadi relawan (volunteer), aku banyak belajar untuk bersyukur dan merasa “beruntung”. Singkat kata, aku cinta pada kegiatan sosial. Aku juga menjadi pengajar di “Rumah Belajar Cibubur”. Ini adalah wadah bagi beberapa alumni Forum Indonesia Muda (FIM).

 

Pesan bagi mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi?

Adik-adikku sayang: di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Sungguh, masih banyak orang baik di dunia ini, bulatkan tekad, mantapkan niatmu untuk maju.

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!