Kampusgw.com

Menu

Kenalilah Fellowship

Barangkali semua orang paham bahwa pendidikan adalah salah satu indikator untuk mengukur kemajuan suatu bangsa. Karena melalui pendidikan dilahirkan generasi unggul yang dapat menjadi lokomotif peradaban. Bagi sebagian orang, pendidikan adalah investasi emas yang berarti buah manfaatnya baru dapat dinikmati di kemudian hari. Tidak sedikit yang menganggap bahwa pendidikan adalah eskalator perekonomian, dibuktikan dengan banyaknya warga kelas menengah baru atau OKB (Orang Kaya Baru) yang muncul karena pendidikan tinggi. Walaupun tingkat pendidikan tidak menjamin kesuksesan seseorang, dunia mengakui bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula peluang untuk meraih keberhasilan.

Bagi warga kelas menengah atas, tiada masalah untuk memilih perguruan tinggi terbaik baik di dalam maupun luar negeri. Walaupun biaya pendidikan semakin melangit, para orang tua tetap saja merogoh kocek demi buah hatinya. Hal ini tentunya berbeda ceritanya dengan warga kelas menengah bawah atau miskin. Yang selalu mereka pikirkan adalah berjuang agar asap dapur tetap mengepul. Sebaliknya, memasukkan anak ke perguruan tinggi selalu cepat hilang dari benak mereka karena tidak mungkin untuk diwujudkan. Oleh karena itu, adanya  beasiswa dari berbagai sumber dan program ibarat oase yang menyegarkan di padang pasir.

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, beasiswa selalu identik dengan padanan kata Bahasa Inggris, scholarship. Sehingga, munculnya program-program beasiswa dengan istilah fellowship tidak henti-hentinya untuk dipertanyakan dan terkadang membingungkan untuk membedakannya. Hal ini disebabkan oleh minimnya informasi yang diperoleh.

Sejatinya, baik “fellowship” maupun “scholarship” merujuk pada hibah pendidikan, dan kadang-kadang kedua istilah tersebut digunakan saling bergantian. Sebagian besar bentuk “fellowship” adalah juga “scholarship”, namun semua bentuk “scholarship” belum tentu dapat dikatakan sebagai “fellowship”. Istilah “fellowship” dapat merujuk pada berbagai program dan pada umumnya adalah:

  • Berjangka pendek dari hitungan bulan sampai beberapa tahun
  • Fokus pada pengembangan profesional seorang “fellow” (penerima beasiswa)
  • Disponsori oleh organisasi atau individu tertentu untuk memupuk kepemimpinan di bidangnya

Biasanya, program “fellowship” hadir untuk mendukung beberapa kegiatan, termasuk:

  1. Program pasca sarjana pada bidang tertentu
  2. Penelitian dalam isu tertentu
  3. Pengembangan organisasi baru berbasis masyarakat atau inisiatif
  4. Pelatihan dan refleksi untuk mendukung pengembangan “fellow”

Pada awalnya program “fellowship” hanya diberikan untuk mahasiswa pasca sarjana, namun dewasa ini sudah jamak ditemui sejumlah program untuk mahasiswa strata satu di semua jurusan termasuk pendidikan, kebijakan publik, dan jurusan-jurusan non-profit lainnya. Sejauh ini tidak ada definisi ” fellowship” yang berlaku universal. Dengan kata lain, definisinya bergantung pada apa yang ditawarkan dan dari mana ia berasal. Namun yang pasti, sebagian besar “fellowship” diperuntukkan dalam level master dan doktoral (S2 dan S3). Para “fellow” juga berkesempatan mendapatkan biaya hidup selama menempuh penelitian, mengikuti program magang tanpa harus bekerja di luar bidang, dan bahkan mendapatkan tambahan pinjaman dana.

Di Amerika Serikat, istilah “fellowship” seringkali digunakan untuk menyebut beasiswa ilmu kedokteran atau medis. Pelatihan tingkat lanjut juga dapat disebut sebagai bentuk “fellowship”. Misalnya, seorang mahasiswa doktoral (S3) yang harus mencurahkan waktu untuk mengajar dapat disebut “fellow” dan dikompensasikan untuk pekerjaan atau beasiswanya. Orang-orang yang mengikuti pelatihan industri kesehatan mental dapat melengkapi pelatihan atau penelitian lebih lanjut dengan menghabiskan waktu berjam-jam sebelum menerima sertifikasi dengan bantuan parsial dari program “fellowship”. Program “fellowship” digandrungi banyak orang karena dapat memuluskan karir. Hal ini tidaklah berlebihan karena dilakukan dengan para profesional, menerima mentoring, dan menjaring koneksi dengan para pakar yang tentunya dapat berguna bagi masa depan “fellow”.

Singkat kata, ciri-ciri “fellowship” antara lain:

  • Dibandingkan dengan “scholarship”, sebagian besar program “fellowship” tidak berdasarkan kebutuhan. Ini artinya, “fellowship” berdasarkan skill, IPK, dan kualifikasi pekerjaan dalam bidang tertentu.
  • Dijalankan untuk pekerjaan tertentu, misalnya mengajar di kampus ketika mengejar gelar master atau Ph.D, atau melakukan pelatihan ekstra di rumah sakit untuk memperoleh sertifikasi dalam bidang tertentu seperti yang dijelaskan di atas.
  • Dapat dijalankan melalui magang atau praktik kerja lapangan, sehingga mahasiswa dapat mengasah kemampuan sesuai dengan minatnya.
  • Sebagian besar didanai dari universitas, yayasan atau agen tertentu untuk penelitian.
  • Jika “scholarship” diperuntukkan sebagia beasiswa umum, maka “fellowship” lebih condong pada bidang tertentu.
  • Tidak dibatasi waktu. Jika “scholarship” ditempuh minimal satu semester, maka “fellowship” dapat ditempuh melalui hitungan hari, mingguan, beberapa bulan, atau bertahun-tahun.
  • Pada umumnya berlaku untuk program pasca sarjana (S2, S3 dan seterusnya).
  • Dikhususkan untuk pelajar atau mahasiswa berdasarkan kualifikasi tertentu, seperti gender, ras, agama, keluarga dan seterusnya.

Paramadina Fellowship (PF)

Program ini lahir pada 2008 dengan tidak kurang dari 71 penerima (fellow). PF dirancang khusus oleh Universitas Paramadina untuk menjaring bibit-bibit terbaik generasi Indonesia yang unggul secara akademis maupun non-akademis. Universitas Paramadina bekerjasama dengan para filantropis (donor) baik individu maupun perusahaan/yayasan memberikan kesempatan beasiswa penuh untuk menempuh pendidikan strata 1 (maksimal 4 tahun) dengan 8 pilihan program studi yaitu: Manajemen, Falsafah dan Agama, Ilmu Komunikasi, Psikologi, Hubungan Internasional, Teknik Informatika, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk Industri.

Adapun dana beasiswa PF selalu berubah dari tahun ke tahun, untuk tahun 2011 meliputi:

  1. Dana transportasi dari tempat asal menuju ke Universitas Paramadina.
  2. Biaya studi maksimal 4 tahun kalender akademik.
  3. Dana pendukung pra-kuliah sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah).
  4. Tunjangan buku 1 juta rupiah per-semester.
  5. Biaya hidup (living allowance) sebesar 1 juta rupiah per-bulan dan 20% dari dana tersebut dikenakan untuk dana asrama.
  6. Disediakan asrama, wajib tinggal selama 2 tahun atau 4 semester berturut-turut.dan dapat diperpanjang hingga akhir kuliah (maksimal 4 tahun, sesuai kalender akademik).
  7. Kemungkinan pelatihan dan magang selama studi, di perusahaan Donor.
  8. Peluang kesempatan kerja atau tawaran kerja dari Donor, setelah menyelesaikan studi S-1.

Setiap mahasiswa penerima PF (fellow) berkesempatan untuk bertemu dengan donor, bahkan diantaranya diberikan pelatihan dan program pengembangan diri. Beberapa contoh donor yang sudah terlibat pada PF 2008 antara lain: Benny Subianto, Fahmi Idris, Gita I. Wirjawan, Jeffrie Geovanie, Lukito Wanandi, Patrick S. Walujo, Sandiaga Uno – Mien Uno (Saratoga Capital – Mien R. Uno Foundation), Teddy P. Rachmat, PT. Adaro Indonesia, Astra Internasional, Bakrie Group, Bank Tabungan Pensiunan Nasional, BlitzMegaplex, PT. Djarum, Garuda Food,  Lembaga Survei Indonesia, PT. Newmont Pacific Nusantara, Northstar Pacific, Principia Management, Republika, Salim Group, Majalah dan Koran Tempo,  The Jakarta Post, dan Waspada Group.

Setelah lulus kuliah, sebagian mahasiswa penerima PF ada yang terikat kerja di perusahaan donor, sebagian yang lain bebas. Hal ini bergantung dengan kontrak awal (Memorandum of Understanding). Selanjutnya, mahasiswa “fellow” juga wajib mencantumkan nama donornya di belakang nama terangnya untuk publikasi media sebagai wujud apresiasi tiada tara. Misalnya: Agung Setiyo Wibowo Paramadina TP Rahmat Fellow. Ini berarti Agung Setiyo Wibowo adalah penerima program Paramadina Fellowship dari TP Rahmat.

Beberapa alamat website program “fellowship”

Contoh “scholarship” paling populer di Indonesia untuk jenjang S1

Dan beasiswa lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Pada dasarnya semua perguruan tinggi menawarkan beasiswa baik beasiswa penuh maupun parsial. Baik dari pemerintah maupun swasta di dalam maupun luar negeri, setiap tahunnya terbuka lebar kesempatan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dari jenjang S1, S2, S3 dan seterusnya. Selamat mencoba.

Categories:   Beasiswa

Comments

error: Content is protected !!