Kampusgw.com

Menu

Mahasiswa & Perantau

Siapa yang tak kenal dengan Pulau Sumatera. Pulau yang dihuni oleh ratusan etnis ini membentang di ujung barat Indonesia. Pulau yang terkenal dengan hasil perkebunan dan pertambangannya. Akan tetapi jika kita memandang dunia pendidikan, Pulau Jawa tak bisa dilepaskan. Ibarat magnet, Pulau Jawa menjadi “medan magnet” yang tak henti-hentinya menjadi daya tarik oleh orang seantero negeri untuk datang, tak terkecuali oleh orang Sumatera. Namun, Angga Dwi Martha yang lahir di tanah Kerinci Jambi memiliki jalan lain. Ia menempuh studi sekaligus merantau di kota Padang, Sumatera Barat, tepatnya di Universitas Negeri Padang. Di kota yang sering dilanda gempa bumi inilah Angga mengembangkan dirinya. Ikutilah cerita Angga berikut ini:

 Dimana dan kapan Anda dilahirkan?

Aku dilahirkan di Sungai Penuh Jambi, 27 Maret 1991.

Pengalaman terbaik di masa SD?

Aku menimba ilmu sejak usia dini. Masuk kelas 1 Sekolah Dasar pada usia 4 tahun, membuatku menjadi murid termuda. Sejak menginjak kelas 3,  aku selalu mendapatkan peringkat pertama. Aku pikir ini adalah prestasi yang membanggakan karena aku tidak kalah dengan teman-teman yang usianya lebih tua.

 Pengalaman berkesan di tingkat SMP?

Kehidupan di SMP benar-benar menarik. Aku berhasil meraih juara satu umum dan masuk kelas unggulan. Di bidang ekstrakurikuler, aku pernah menjadi ketua PMR (Palang Merah Remaja), Pemimpin Regu Putra Pramuka, dan Sekretaris OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Aku berhasil menyelesaikan jenjang SMP sebagai salah satu lulusan terbaik. Prestasi yang tak pernah terlupakan adalah ketika menjadi Pemimpin Regu (PINRU) Pramuka terbaik pada Pesta Penggalang Kabupaten Kerinci tahun 2003 dan 2004.

Pengalaman menarik di jenjang SMA?

Masa SMA merupakan masa paling indah. SMA bagaikan masa dimana kamu menemukan jati diri dan cita-cita. Saya menghabiskan masa SMA di lingkungan yang indah, Kayu Aro,  sebuah daerah yang berlokasi ditengah-tengah perkebunan Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) VI. Di masa SMA, saya terpilih sebagai sekretaris OSIS pada tahun 2004 dan Ketua OSIS pada tahun 2005. Di masa ini pula aku mulai tertarik mencoba berbagai kompetisi walaupun tidak sampai lolos ke jenjang nasional. Akan tetapi aku pernah berhasil masuk seleksi tim Olimpiade Kimia tingkat SMA se-kabupaten. Di saat yang bersamaan, aku tetap aktif di kegiatan Pramuka Bantara pada kelas 1 SMA,  bahkan sampai sekarang. Pramuka telah mendidikku menjadi pribadi yang berdisiplin, pandai membagi waktu, bertanggungjawab dan menghormati orang lain.

Organisasi apa yang paling membentuk karakter Anda?

Yang paling berkesan, berpengaruh dan membentuk karakter adalah ketika terpilih menjadi salah satu dari dua belas pemuda Indonesia sebagai Youth Advisory Panel untuk UNFPA (United Nations Populations Fund) periode 2011-2013. Dalam organisasi yang berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa ini, menitikberatkan pekerjaan pada masalah kependudukan, kesetaraan gender, HIV/AIDS, dan kemanusiaan. Kami berdua belas memiliki tugas untuk bergerak aktif memberikan masukan, rekomendasi, dan saran kepada UNFPA mengenai program-program yang ramah pemuda (youth-friendly), sehingga dapat efektif dinikmati oleh segenap pemuda Indonesia.

Prestasi apa yang paling berharga bagi Anda selama ini?

Sedari kecil aku memang sudah banyak meraih prestasi. Namun kalau ditimbang dan dipilah, yang paling berpengaruh adalah ketika aku mendapatkan beasiswa penuh untuk mengikuti  SUSI ( Study of the United States Institutes) on New Media 2010 di Southern Illinois University Carbondale, Illinois, Amerika Serikat selama kurang lebih 5 minggu. Program ini membuka mataku tentang Negeri Pamansam yang sebelumnya mungkin hanya dapat dilihat dan diperhatikan melalui televisi, musik, film dll. Namun, dengan mengikuti program ini, aku menjadi paham bagaimana realita Amerika Serikat yang sebenarnya. Selain budaya Amerika, program ini juga memberikan banyak pengetahuan-pengetahuan baru, seperti pengetahuan tentang sejarah, politik, demokrasi, kepemimpinan, media, multimedia, dan masih banyak lagi, yang pasti sangat berguna bagiku sebagai mahasiswa Ilmu Administrasi Negara pada saat itu.

Bagaimana cara mengatur waktu?

Sangat sederhana, buatlah jadwal yang rapi mengenai kegiatan-kegiatan yang akan teman-teman lakukan. Caranya sangat mudah, disemua perangkat yang teman-teman miliki (laptop, smartphone, handphone) pastikan ada kalender yang memiliki fitur to-do-list ataupun scheduling. Pergunakanlah fitur tersebut untuk mengatur waktu teman-teman.

Apa moto hidup Anda?

Steve Jobs, pendiri Apple dalam pidatonya di Standford pada tahun 2005 berkata “your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life” (waktumu terbatas, sehingga jangan sia-siakan dengan kehidupan orang lain). Hal ini terus ku jadikan pedoman bahwa kita harus memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya, dan agar kita dalam melakukan semua hal harus menjadi diri sendiri dan tidak malu untuk menjadi diri sendiri.

Seberapa penting pengalaman organisasi membentuk karakter Anda?

Sangat penting, dengan berorganisasilah aku mampu mengetahui kemampuan diri sendiri, mengetahui kekurangan dan kelebihan. Dengan berorganisasi pula aku belajar untuk disiplin, pandai membagi waktu, bertanggungjawab, jujur dan menghormati orang lain.

Pernahkah Anda bekerja paruh waktu?

Pernah. Semasa kuliah, aku magang di Bank Indonesia Padang di bagian sumber daya manusia. Tujuannya semata-mata bukanlah uang, namun untuk mencari pengalaman langsung di dunia kerja.

Pernahkah Anda mendapatkan beasiswa?

Pernah, beasiswa adalah sebuah kesempatan yang diberikan kepada seseorang untuk memotivasi si penerima beasiswa (beswan) agar lebih berprestasi lagi. Beasiswa yang pernah ku dapatkan antara lain adalah sebagai berikut:

  • Study of the United States Institute (SUSI) on New Media 2010, Southern Illinois University Carbondale, Amerika Serikat
  • Beasiswa Pemerintah Provinsi Jambi untuk mahasiswa S1 (Tahun 2010)
  • Beasiswa Bank Indonesia untuk mahasiswa S1 (Tahun 2009-2010)
  • Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Tahun 2008-2009)

Bagaimana tips mendapatkan beasiswa?

Mendapatkan beasiswa sebenarnya gampang-gampang-susah. Intinya jangan pernah menyerah dan terus mencoba. Bersikap besar hatilah apabila permohonan beasiswanya gagal, karena dibalik sebuah kegagalan terdapat ratusan keberhasilan di masa yang akan datang. Kuncinya, belajarlah atas kegagalan dan terus tingkatkan potensi diri.

Apa arti kesuksesan menurut Anda?

Kesuksesan adalah waktu dimana kita mampu mencapai sesuatu yang diperjuangkan dan mampu berbagi kepada orang lain atas apa yang telah kita peroleh.

Apa arti kepemimpinan menurut Anda?

Kepemimpinan memiliki banyak sekali arti, bergantung perspektif masing-masing orang. Namun bagiku, kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan dimana orang tidak menghormati/ takut kepada kita karena jabatan, namun orang menghormati kita karena perbuatan yang kita lakukan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat memberikan contoh kepada orang yang dipimpin.

Anda adalah salah satu mahasiswa yang kuliah di luar provinsi, bagaiman pengalaman menjadi anak rantau?

Saya lahir dan besar di Kerinci Jambi, kuliah di Padang Sumatera Barat. Tinggal di perantauan apalagi adalah sebuah tantangan bagiku. Tinggal di Padang, dimana pada saat aku kuliah (2007-2011) telah terjadi kurang lebih 4 gempa besar, bukanlah hal yang mudah. Intinya adalah jangan pernah menyerah terhadap satu kondisi dan jangan lupa berdoa, berusaha, yakin, tekun.

Apa pesan-pesan Anda untuk calon mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi?

Adik-adik  SMA  yang baik, gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Man Jadda Wa Jadda, Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Yang penting jangan menyerah dan teruslah focus kepadacita-citamu. Believe, Conceive, Achieve!

Bagaimana kesan kalian melihat pengalaman Angga? Ia membuktikan, kuliah di Sumatera pun tidaklah kalah prestasinya dengan kuliah di Jawa. Ya, ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia mulai merata. Angga juga membuktikan bahwa menjadi mahasiswa di luar kota/luar provinsi dapat melatih kemandirian sebagai perantau. Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung.

Categories:   Sosok

Comments

error: Content is protected !!